Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Untuk para Intelektual & Akademisi: Soal Artikel Non-fiksi di Era AI

13 Agustus 2023   10:41 Diperbarui: 24 Agustus 2023   09:07 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nampaknya masih banyak yang belum menyadari, bahwa kita sekarang hidup di era digital, tepatnya di era AI.

Padahal mereka itu termasuk yang sudah terbiasa melakukan riset di sumber-sumber yang ada dunia digital. Itu terlihat melalui artikelnya yang masih ditulis dengan gaya seperti di era mesin ketik.

Di bawah ini daftar tips yang saya susun berdasarkan pengalaman saya menulis artikel non-fiksi sejak tahun 1995 hingga sekarang. Tentu yang saya maksud menulis itu adalah "menulis dan menerbitkan" artikel secara digital, bukan secara cetak atau print-out.

1. Tidak perlu mencantumkan daftar referensi di bagian akhir artikel.

2. Referensi langsung diberikan di kata atau kalimat yang dimaksud atau terkait (berbentuk links yang bisa diklik).

3. Anda boleh saja tidak memberi links seperti yang disebut di nomor 2, namun ada dampak buruk, yaitu artikel Anda dianggap kurang berbobot oleh akademisi atau intelektual lainnya.

4. Sebagai ganti links, Anda bisa menyebut referensi dengan cara yang tidak spesifik, misalnya dengan menyebut: "itu sudah menjadi topik yang populer akhir-akhir ini". Tentu saja apa yang Anda maksud itu memang bisa terbukti jika dicari dengan menggunakan 'main search engines' atau 'main Chatbots' (seperti ChatGPT atau Bing chatbot).

5. Jika Anda melakukan plagiarisasi, maka akan dengan mudah ketahuan, karena ada search engine seperti Google, dan AI (chatbots), bahkan ada aplikasi yang khusus untuk melacak plagiariasi.

6. Artikel yang diedit setelah diterbitkan bisa dilacak bagian-bagian yang diedit. Jadi Anda tidak bisa mengedit seenak perut Anda (merubah bagian-bagian penting atau utama yang bisa merubah pandangan utama dari artikel itu).

7. Pilih platform (media) yang bisa diandalkan untuk meletakkan semua artikel Anda. Jangan pilih platform yang mudah crash atau tidak jelas masa depan dari keberadaan platform itu. Saya memilih Kompasiana yang pasti handal, terutama karena artikel saya mudah ditemukan jika dicari oleh search engine.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun