Nasib saya saat muda dulu kurang beruntung, karena harus fokus bekerja untuk mencari makan, sehingga mimpi saya untuk sekolah setinggi-tingginya harus saya kubur dalam-dalam. Namun semua berubah sejak ada Internet di Indonesia, yaitu kira-kira tahun 1995. Internet mengubah saya menjadi penulis satu-satu-nya di media cetak di masa itu (Media Indonesia) paling produktif menulis soal industri multimedia atau industri boadcast TV.
Kemudian berbagai topik lain juga menarik perhatian saya sejak lama, terutama topik neuroscience. Apalagi sains & teknologi lainnya yang terus berkembang mempengaruhi juga perkembangan neuroscience. Perkembangan teknologi komputer adalah salah satu yang paling mendorong perkembangan neuroscience. Setelah Artificial Intelligence berkembang pesat akhir-akhir ini, peran neuroscience terlihat semakin penting.Â
Dalam kerangka memahami neuroscience yang berkaitan dengan banyak sains lain (juga teknologi), setidaknya sejak 2014 saya mulai memburu berbagai sumber untuk memperoleh materi terbaru atau menyimak berbagai ceramah dari pembicara terkenal dari universitas ternama atau dari lembaga yang bergengsi. Saya kira itu cara bagus untuk mencari topik atau materi baru yang belum pernah saya simak sebelumnya. Ceramah atau materi seperti itu jarang bisa saya peroleh dari sumber atau pembicara Indonesia.
Ceramah di video ini (klik di sini) adalah sebagai contoh ceramah yang telah mendorong saya menulis beberapa artikel & video tentang mind-wandering. Saya tak punya harapan yang tinggi, karena topik baru seperti ini memang butuh waktu bertahun-tahun, mungkin decades untuk bisa menjadi wacana sehari-hari di Indonesia.
Bagaimana dengan Ceramah Rocky Gerung?
Saya sebelumnya tidak pernah menyimak "ceramah" Rocky Gerung, karena sepintas menurut saya ia lebih banyak berbicara soal local politics. Namun kata banyak orang, ia juga bicara filsafat, namun saya tetap tidak tertarik mendengar "ceramah" orang yang selalu muncul di acara "sirkus ngoceh" terkenal di satu TV swasta. Apalagi ceramah dan buku Yuval Noah Harari sudah wara-wiri sejak 2014 di Internet. Jadi ngapain saya menyimak ceramah Rocky?
Namun beberapa hari terakhir ini saya mencoba untuk menyimak ceramah Rocky. Ternyata isi ceramah Rocky itu bisa disamakan dengan isi ceramah Hitler di masa ia mulai (baru) dikenal di tahun sebelum 1925. Agitasinya terasa menonjol, penuh kebencian yang liar. Ceramahnya hanya akan disimak dan dikagumi oleh masyarakat awam, bukan akademisi. Di masa itu para intelektual dan akademisi diam saja, karena menganggap Hitler tidak mungkin bakal menjadi besar (dianggap cuma sampah). Mereka lupa, jika satu kebohongan dibiarkan disebarkan tiap hari dan untuk waktu yang lama, maka kebohongan itu akan menjadi kebenaran yang dipegang oleh sebagian besar masyarakat.
M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.
