Baru-baru ini kita dikejutkan oleh berita mengenai seorang anggota DPRD sedang bermain judi online saat rapat penting. Di waktu yang berbeda anggota DPR yang lain kedapatan sedang mengkonsumsi video porno. Tentu itu pertanda adanya kerusakan mental yang seharusnya tidak dimiliki oleh anggota DPR.
Beberapa riset sains bahkan menunjukkan bahwa politisi memang cenderung menunjukkan atau memiliki ciri sociopathy yang arti umumnya adalah karakter yang bisa memberikan kerugian pada masyarakat. Padahal politisi mengklaim dirinya wakil dari masyarakat, namun mereka malah terlihat menjadi toxic bagi masyarakat.
Dalam sebuah keluarga kondisi mental orangtua mempengaruhi  anak-anak mereka. Orangtua yang mengalami chronic stress (stres yang tidak ditangani) akan "menular" pada anak-anak. Sayangnya tak banyak orangtua yang menguasai sains seputar stres, sehingga mengira baik-baik saja.
Social support yang disebut oleh neuroscience kurang-lebih seperti di atas.
Dalam konteks kehidupan bernegara, para pemimpin, tokoh masyarakat, anggota DPR, dll. adalah orangtua dari masyarakat. Jika mereka tidak sehat secara mental, maka masyarakat pun juga tertular.
Tahun politik 2024 ini seharusnya menjadi momentum penting agar bangsa ini tidak terjebak lagi seperti di tahun-tahun politik sebelumnya, yaitu memilih orang-orang yang bermental kurang sehat sebagai orangtua dari masyarakat.
M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H