penjagalan hewan akan meningkat dalam beberapa minggu. Setelah itu akan mereda lagi.
Sekali dalam setahun postingan bernada antiAda yang mengkritik fenomena itu dengan mengatakan: itu cuma musiman doang, supaya terkesan keren, modern, humanis, dll. Padahal mereka itu ikut-ikutan doang, kata mereka yang mengkritik.
Namun ada juga yang memujinya: meski cuma setahun sekali, namun nampaknya gerakan anti penjagalan hewan semakin mengemuka dari tahun ke tahun.
Mungkin saja itu karena beberapa alasan:
1. Kesadaran yang semakin terbangun tinggi bahwa hewan juga memiliki emotions.
2. Mendorong para saintis agar lebih cepat menemukan cara untuk menggantikan kebutuhan manusia pada protein hewani.
3. Dampak negatif peternakan hewan di dunia yang ternyata besar sekali pada global warming atau climate change.
Di luar itu semua ada temuan sains yang masih jarang disosialisasikan ke masyarakat, yaitu dampak penjagalan hewan pada kesehatan mental. Â Riset sains mengenai itu tidak sedikit jumlahnya. Sehingga pejagalan hewan seharusnya tidak menjadi tontonan umum (baca ini).
Mereka yang bekerja di pejagalan hewan ternyata mengalami apa yang mirip dengan mereka yang telah mengalami pertempuran di medan perang, yaitu PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).
Penutup
Mungkinkah suatu waktu nanti akhirnya kita bisa totally memenuhi kebutuhan protein hewani dari lab meat atau culture meat? Jadi tidak diperlukan lagi seorang pun untuk menjagal hewan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani (baca ini).
M. Jojo Rahardjo
Menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience sejak 2015
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI