Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasa Ramadhan dan Addiction

16 April 2022   12:37 Diperbarui: 25 Maret 2023   10:18 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://www.jbklutse.com/

Baru-baru ini ada sebuah berita beredar di media sosial yang menunjukkan seorang anggota DPR terlihat sedang menonton video porno saat sidang. 

Kasus anggota DPR menonton video atau gambar porno bukan baru kali itu saja tertangkap kamera. Mengapa di tengah satu aktivitas penting, yaitu sidang untuk mengurus rakyat, ada orang yang mengalihkan perhatiannya pada sesuatu yang dianggap tidak produktif?

Sejak lama sains sudah menemukan pornografi sama dengan narkoba atau alkohol, yaitu dapat membuat kecanduan penggunanya. Jika kecanduan maka ada dampak negatif yang muncul. 

Bahkan gula, garam, lemak sekarang disebut sebagai addictive substances seperti disebut dalam buku best seller berjudul "Sugar Salt Fat" yang ditulis oleh  Michael Moss, seorang jurnalis papan atas New York Times. 

Buku yang mendapat hadiah Pulitzer mengungkap bagaimana industri makanan & minuman di dunia melakukan riset mendalam dengan menggunakan neuroscience untuk menemukan cara agar konsumen kecanduan pada produk makanan atau minuman yang mereka ciptakan.

Namun demikian, ada banyak orang yang tidak bisa kecanduan pada apa yang disebut di atas. Mengapa?

==o==

Otak dalam proses evolusinya telah dibekali dengan berbagai catatan yang berisi berbagai informasi yang berguna untuk kepentingan survival (bertahan hidup). 

Makanan atau minuman, berbagai benda lain, serta berbagai aktivitas tertentu akan memicu keluarnya hormon dopamine. Hormon ini sering disebut sebagai motivation, reward, atau pleasure hormone.

Saat melihat sesuatu benda atau obyek (juga dirasakan melalui berbagai indera lainnya) yang obyek itu sudah ada catatannya di otak, yaitu bisa mempromosikan survival, maka seketika saja otak akan memproduksi dopamine yang berguna untuk memberi dorongan dalam mendapatkannya atau mencapai objek itu. Itu sebabnya dopamine sering disebut sebagai motivation hormone.

Otak homo sapiens telah berkembang jauh lebih advanced, sehingga bukan hanya obyek atau berbagai benda yang bisa memicu keluarnya dopamine, tetapi juga pemikiran, angan-angan, atau ingatan dari masa lalu juga bisa memicu keluarnya dopamine.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun