Tentu saja banyak yang sudah mendengar kabar miring tentang Bill Gates seputar pandemi yang merebak sudah 2 tahun lebih ini.Â
Ia disebut kabar miring itu, bahwa pandemi membuat Gates mendapat untung besar, bahkan ia juga pernah disebut merekayasa munculnya COVID-19. Belum lagi kabar miring seputar monopoli dalam bisnis aplikasi komputer di dunia.
Lalu baru beberapa hari lalu, Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) mengabarkan kepada media permintaan Bill Gates dan kawan-kawan agar presiden Jokowi hadir dalam acara pertemuan mereka di Bali bulan April 2022 ini.
Ada apa?
Nampaknya Gates datang sebagai pendiri foundation yang sering memberi bantuan kemanusiaan di banyak negeri di dunia. Foundation milik Gates datang ke Bali bersama sekitar 40an foundation besar kelas dunia lainnya, seperti antara lain Rockefeller.
Apa yang akan mereka kerjakan nanti? Tulisan ini bermaksud membahas apa di balik yang mereka kerjakan, yaitu altruism yang sekarang menjadi topik yang terus berkembang di kalangan saintis.
BILL GATES DAN KABAR YANG BERBEDA
Di luar kabar miring tentang Gates, sebenarnya ada beberapa hal yang tak banyak diketahui masyarakat. Misalnya ia tidak mewarisi kekayaannya yang begitu besar kepada anak-anaknya, kecuali hanya beberapa persen yang kecil saja.Â
Mungkin juga banyak yang tidak tahu betapa besar Gates telah menyumbangkan kekayaannya untuk membantu di bidang pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan lain-lain di negeri-negeri berkembang.
Nama Bill Gates ternyata disebut oleh beberapa saintis untuk menjelaskan fenomena EFFECTIVE ALTRUISM. Peter Singer (filsuf yang berasal dari Australia) adalah salah satu saintis yang menyebut nama Bill Gates sebagai contoh dalam menjelaskan fenomena effective altruism.