Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sesajen Ditendangi? Mengapa Itu Terjadi?

11 Januari 2022   11:15 Diperbarui: 8 Oktober 2022   21:44 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Patung Ganesha di kawah Bromo (https://www.1001malam.com/)

Kalo kita baca kamus, tolerance itu punya konotasi berat, tidak nyaman, karena harus rela dan diam melihat apa yang tidak kita sukai dari apa yang dilakukan orang lain. Jadi, tolerance itu bukan sesuatu yang indah.

Juga kalo kita lihat kamus, kata peace itu tidak berarti ada keindahan di dalamnya, bahkan peace harus diupayakan dengan kerja keras. Makanya ada istilah peace keeper.

Tolerance dan peace memang ranah pemerintah, bukan ranah masyarakat, karena pemerintah yang harus mengupayakan tolerance dan peace bagi masyarakat.

Hal itu mengingatkan saya pada Siddartha Gautama. Neuroscientists di masa sekarang menyebut Siddartha di masa 2500 tahun lalu sudah mendalami science of mind. 

Siddartha sudah mendalami bahwa pikiran cenderung menerawang atau berkelana kesana-kemari, ke masa lalu & ke masa depan, namun hasilnya adalah pikiran "negatif" atau penderitaan (stress, menurut neuroscience). 

Penderitaan membuat orang menjadi cenderung pada pikiran "jahat" atau yang tidak mulia. Itulah dampak dari kecenderungan pikiran yang menurut neuroscientists di masa sekarang adalah mind-wandering.

2500 tahun lalu, ternyata Siddartha telah menemukan cara untuk menurunkan dampak dari mind-wandering, juga cara untuk menurunkan tingkat kecenderungan untuk melakukan mind-wandering, yaitu dengan melakukan meditasi.

Hasil meditasi yang diajarkan oleh Siddartha itu telah diteliti secara luas oleh banyak para neuroscientists. Hasil dari riset yang dilakukan sepanjang 3 dekade terakhir memang terbukti apa yang sudah disampaikan 2500 tahun lalu, yaitu membuat orang menjadi cenderung netral melihat apapun. 

Artinya ia akan memiliki tolerance melihat apapun yang diperbuat orang lain. Ia akan menjaadi orang yang lebih peaceful.

M. Jojo Rahardjo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun