Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Citizen Scientist

M. Jojo Rahardjo is a prolific writer and the founder of Mindset Emas, a neuroscience-based mental health initiative. Since 2015, he has produced hundreds of articles, videos, and infographics, driven by a deep interest in technology, science, and the human mind. More info: https://linkedin.com/in/m-jojo-rahardjo Check out my services in Fiverr: https://www.fiverr.com/s/99qp8PY

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun Baru 2022, AI, dan Masa Depan Otak Manusia

23 Desember 2021   16:40 Diperbarui: 9 Oktober 2024   10:22 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://www.nttdata.com/

Bagaimanapun situasinya, kita harus tetap optimis, bukan?

Namun, coba renungkan ini: Dalam satu dekade terakhir ini sudah banyak online learning yang memanfaatkan AI, karena:

 1. tidak dibutuhkan guru yang banyak,

 2. hanya diperlukan waktu yang amat sedikit untuk merancang modul belajar, 

3. tiap murid mendapatkan modul belajar yang spesifik, 

4. lebih banyak jenis pembelajaran yang bisa disediakan, 

5. mudah melacak progres dari proses belajar, 

6. lebih mudah merancang return of investment bagi perusahaan penyedia online learning.

Padahal mengajar adalah profesi yang sangat banyak dikerjakan orang, karena semua orang membutuhkan pendidikan macam-macam sejak lahir hingga ajal tiba, terutama di era digital sekarang yang semua cepat sekali berubah. Semua orang kadang menjadi guru bagi orang lain, namun semua itu telah mulai digantikan oleh AI.

Jadi AI akan mengambil semua pekerjaan atau profesi yang dulu dikerjakan oleh manusia di seluruh permukaan Bumi ini. Sebagaimana kita tahu, AI sudah menciptakan musik, lukisan, bahkan desain mobil yang lengkap dengan spesifikasi mesinnya.

Jadi kemampuan beradaptasi yang seperti apa yang kita butuhkan, selain harus tetap bersikap optimis? Mungkin pertanyaan itu bisa kita serahkan ke AI? Tentu itu ironi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun