Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Riset: 80% Pikiran Kita adalah Pikiran Negatif

20 Desember 2020   14:38 Diperbarui: 27 April 2021   08:55 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut riset, menulis 'jurnal positif' ini melatih kita untuk terus mampu melihat apa pun yang positif, sehingga kita menjadi mampu menyadari adanya banyak hal positif pada diri kita dan sekitar kita. Juga sekaligus menghindari kebiasaan sehari-hari kita untuk tidak terpapar oleh hal-hal negatif (seperti menonton berita, gosip atau serial drama TV).

Praktik ini ternyata tak mudah. Banyak yang frustasi menjalani praktik ini. Namun semakin lama berlatih, maka semakin ringan dalam menyadari adanya hal-hal positif.

Ingat praktik ini diteliti oleh neuroscience untuk menghasilkan perubahan positif di otak atau memperbaiki fungsi otak. Praktik ini seharusnya disebut sangat murah, karena tak membutuhkan training khusus atau trainer yang harus di bayar. Bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Padahal hasilnya sangat besar, karena sangat kita butuhkan tiap hari, apalagi di situasi krisis seperti adanya pandemi sekarang.

--OO--

Cara Lain Menulis 'Jurnal Positif'

Ada lagi cara menulis 'jurnal positif' yang disebut "lebih mudah", yaitu dengan berlatih membuat daftar seperti berikut ini.

  1. Ambil selembar kertas atau gunakan HP atau komputer notebook.
  2. Tulis daftar semua pikiran negatif yang bisa kita sadari.
  3. Dari daftar yang sudah kita tulis itu, buat kategori (pisah-pisahkan) untuk setiap pikiran negatif.
    • Misalnya kategori:        
      • Ketakutan
      • Kecemasan pada masa yang mendatang.
      • Kegagalan yang pernah terjadi dan menghantui kita.
      • Penyebab stres yang berulang kali terjadi.
      • Hal-hal yang membuat anda tak suka dari orang lain.
  4. Temukan hal positif dari tiap pikiran negatif yang sudah kita anda tulis itu, setidaknya satu hal positif.
    • Misalnya, jika anda takut gagal dalam proses kenaikan jenjang karier di kantor, maka temukan hal positif dari kegagalan yang pernah terjadi dan membuat anda merasa telah belajar sesuatu yang baik.
    • Misalnya, jika anda takut pada cara anda menerapkan disiplin diri dalam belajar di sekolah atau di universitas, maka temukan apa yang sudah meningkat sejak anda pertama kali memulai belajar (misalnya sejak awal semester lalu).
    • Misalnya, jika anda pernah gagal dalam relationships sebelumnya (merasa ada kemarahan yang tak pernah padam), temukan masa-masa menyenangkan yang pernah terjadi.
    • Misalnya, pekerjaan anda membuat anda sering stres atau terbebani, temukan hal positif tentang pekerjaan anda yang sebenarnya baik atau berguna untuk orang lain atau orang banyak.
    • Misalnya, anda tak suka pada perilaku partner kerja anda, temukan satu saja hal positif yang ada pada diri orang itu.

Praktik ini hanya salah satu cara lain dalam menulis 'jurnal positif'. Cara pertama (sebelumnya) tetap sebuah cara yang lebih utama, yaitu seperti menulis diary, namun hanya menulis sudut pandang positifnya saja.

--oo--

Riset telah menunjukkan jika kita berlatih menulis 'jurnal positif' ini, maka kita akan terbiasa untuk menyadari adanya pikiran negatif yang memang selalu ada dan sebenarnya juga berguna bagi kita agar bisa menyadari adanya bahaya. Selain menyadari adanya pikiran negatif itu, kita juga akan terbiasa dan lebih mudah untuk menemukan atau menumbuhkan pikiran positif yang perlu mendampingi setiap hal atau peristiwa, apalagi yang negatif.

Baca: Hindari Overthinking! Sumber Gelisah, Stres, dan Pikiran Negatif

Jangan lupa bersyukur atau menulis 'jurnal positif' ini bertujuan bukan hanya untuk memiliki kemampuan berpikir positif (memiliki pikiran positif), namun tujuan utamanya adalah memperbaiki fungsi otak kita. Jika fungsi otak membaik, maka kita tak perlu lagi mempelajari mindset berpikir positif, karena otak yang berfungsi baik akan cenderung untuk berpikir positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun