Mungkin kata 'berpikir positif' sudah terlalu sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari, sehingga mungkin kita tak tahu lagi apa arti sebenarnya dari 'berpikir positif' itu.Â
Buku atau artikel yang ditulis mengenai itu juga sudah terlalu banyak. Tentu berbagai buku dan artikel itu berusaha menunjukkan bahwa berpikir positif itu penting, karena sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari kita, terutama untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya atau daripada orang lain. Buku atau artikel itu juga tentu mengklaim bisa mengajarkan anda cara untuk mampu berpikir positif.
Apa kata riset neuroscience mengenai berpikir positif?
Neuroscience 3 dekade terakhir meneliti otak manusia dan kaitannya dengan kecerdasan, perilaku, kesehatan tubuh, produktivitas, bahkan altruism (kebajikan), hingga spiritualisme.
Benarkah berbagai buku atau artikel yang telah ditulis sebelumnya itu bisa menggiring kita untuk memiliki kemampuan berpikir positif?
Menurut National Science Foundation, setiap hari ada 50.000 pikiran yang melintas di kepala kita. Hanya 20% yang digolongkan sebagai pikiran positif.Â
Sebagian besar (80%) adalah pikiran negatif. Semua pikiran ini (80% negatif dan 20% positif) adalah pengulangan dari hari kemarin dan hari-hari sebelumnya. Hanya 5% yang bukan pengulangan, alias pikiran orisinal hari itu.
Mungkinkah kita bisa memperbanyak pikiran orisinal pada hari ini? Mungkinkah kita menambah pikiran positif tiap hari? Neuroscience telah melakukan berbagai riset seputar itu, sehingga pertanyaan itu bisa terjawab.
Kita semua pasti sudah tahu tentang manfaat meditasi dan bersyukur menurut riset neuroscience. Meditasi dan bersyukur sama-sama bisa memperbaiki fungsi otak. Itu artinya termasuk menurunkan tingkat stres atau depresi.Â
Jika kita mengalami stres atau depresi, maka kesehatan tubuh (daya tahan tubuh) menurun. Dan yang paling kita tidak inginkan adalah fungsi otak kita pasti menurun yang artinya: kecerdasan menurun, juga kreativitas, inovasi, kemampuan memecahkan masalah, dan kecenderungan pada altruism (kebajikan) juga menurun.
Baca:Â 9 Keuntungan dari Pikiran Negatif untuk Anda
Riset mengatakan, saat fungsi otak menurun, kecenderungan kita untuk berpikir positif (memiliki pikiran positif) menjadi menurun. Saat fungsi otak yang menurun ini, tentu saja mindset berpikir positif bisa diajarkan pada kita oleh berbagai buku atau artikel yang sudah bertebaran sejak puluhan tahun lalu itu. Namun neuroscience memiliki pendekatan berbeda sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini.