Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gelombang Depresi dan Keseriusan Pemerintah Menanganinya

14 Mei 2020   22:56 Diperbarui: 15 Mei 2020   16:17 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WHO, Kementerian Kesehatan RI, dan badan-badan terkait lainnya sudah memperingatkan tentang ada potensi gelombang stres dan depresi karena adanya wabah COVID-19 yang melanda dunia. Stres dan depresi tentu harus kita hindari, karena menurunkan immune system dan menurunkan juga produktivitas kita.

Meski demikian, kebanyakan pemerintah di dunia kurang memiliki perhatian serius mengenai kesehatan mental ini.

Menurut WHO, kebanyakan pemerintah di dunia hanya mengalokasikan sekitar 3% dari seluruh anggaran untuk menanangani kesehatan mental warganya.

Akibatnya, hanya 10% dari seluruh penderita depresi yang ditangani. Padahal, masih menurut WHO, kerugian yang ditimbulkan oleh depresi adalah 1 triliun dolar per tahun secara global, karena depresi menurunkan produktivitas dan membuat gangguan kesehatan.

Persoalan anggaran adalah persoalan klasik. Mungkin kebanyakan orang berpikir, jika anggaran ada, maka depresi yang ada di masyarakat bisa ditangani. Betulkah begitu?

Tentu tidak begitu, karena menangani depresi bisa relatif mahal dan hasilnya memerlukan waktu yang lama, jika masih menggunakan pendekatan sains lama. Padahal ada sains baru, yaitu positive psychology atau neuroscience yang berkembang sepanjang lebih dari 2 dekade terakhir. Sains baru ini menawarkan pendekatan yang lebih praktis.

Sayangnya, ahli dalam sains ini belum terlalu banyak di Indonesia. Itu terlihat dari tulisan atau yang buku masih terlalu sedikit mengenai ini di Indonesia.

Saya, M. Jojo Rahardjo telah menulis ratusan tulisan mengenai berbagai hasil penelitian positive psychology atau neurosience sejak tahun 2015. Itu saya lakukan dalam rangka mempromosikan sains baru yang amat berguna ini. Bahkan saya juga membuat puluhan video tentang topik yang sama. Kumpulan tulisan ini saya jadikan 2 ebooks.

Baru-baru ini saya terbitkan satu lagi ebook bersama istri saya Desny Zacharias Rahardjo, berjudul "Resilience, Tetap Tangguh di Masa Sulit". Ebook ini kami terbitkan untuk membantu mereka yang sedang berjuang melawan COVID-19, seperti dokter, tenaga medis, mereka yang sedang #DiRumahAja, atau siapa pun yang terdampak oleh COVID-19. Klik untuk mendownload gratis ebook ini

Pertanyaan kita sekarang: Apakah pemerintah Indonesia sudah serius menangani adanya gelombang stres dan depresi ini? Apakah sudah ada program untuk mencegah bertambahnya gangguan kesehatan dan penurunan produktivitas masyarakat?

M. Jojo Rahardjo
https://facebook.com/membangunpositivity

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun