Baru saja terjadi tindak perampokan disertai kekerasan yang dilakukan oleh pengemudi taksi online kepada penumpangnya di wilayah Pondok Gede, Bekasi. Untuk memaksa korban, pengemudi menyayat beberapa bagian tubuh penumpangnya dengan cutter. Ia berhasil memaksa penumpang untuk mengambil uang di ATM, meski korban dalam keadaan luka dan berdarah. Tak beberapa lama pelaku tertangkap.
Kejahatan yang dilakukan oleh pengemudi taksi online terjadi di mana-mana, tak terkecuali di negeri maju. Perampokan, sexual harassment, bahkan pemerkosaan terjadi juga di negeri maju. Padahal identitas driver tercantum secara online, sehingga polisi bisa dengan relatif lebih mudah mengejar pelaku. Namun itu ternyata tak membuat para pelaku gentar.
Namun dalam kasus di atas, ternyata pelaku bukan pengemudi resmi yang tertera di akun pengemudi Grab yang digunakannya. Akun pengemudi itu milik temannya yang dipinjam. Mobil pun hanya disewa dari rental mobil
Penumpang yang menjadi korban rupanya tidak hati-hati, karena biasanya telepon yang digunakan oleh pengemudi juga tidak dipinjamkan oleh pemilik akun asli. Korban juga tak hati-hati karena wajah pengemudi mungkin sekali berbeda.
***
Sepanjang yang saya tahu, perusahaan aplikasi taksi online kurang melakukan beberapa tugas atau kewajibannya yang penting di bawah ini, sehingga kejahatan atau "kebrutalan" pengemudi bisa atau sering terjadi:
1. Kurang melakukan kampanye kepada penumpang agar menolak pengemudi atau kendaraan yang berbeda seperti yang tertera di aplikasi penumpang. Padahal ini amat penting untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada penumpang.
2. Kurang melakukan kampanye tentang pentingnya melaporkan setiap kejadian kecil, apalagi besar yang tidak mengenakkan penumpang. Laporan ini penting untuk menyeleksi pengemudi agar hanya yang baik saja yang tetap bisa bekerja sebagai pengemudi taksi online.
3. Lebih ketat dalam menerima pendaftaran pengemudi. Bahkan mungkin perlu ada test kejiwaan untuk mengenali kecenderungan pengemudi pada kekerasan atau beberapa tindakan yang tergolong berbahaya lainnya.
4. Supaya adil bagi pengemudi yang baik, maka pengemudi juga diberikan kemudahan untuk melaporkan penumpang yang kurang baik, sehingga penumpang yang seperti itu tidak bisa menggunakan aplikasi taksi online untuk periode waktu tertentu sebagai sangsinya.
Sudah saatnya penyedia aplikasi taksi online untuk memberi pelayanan yang lebih baik lagi setelah beberapa tahun beroperasi dengan melaksanakan 4 point di atas. Masyarakat tak punya banyak pilihan dalam menggunakan transportasi publik yang kita miliki dan masih tergolong amburadul. Jadi sebaiknya penyedia aplikasi online juga jangan ikut-ikutan amburadul.