Seorang politisi, Dahnil Anzar Simanjuntak menghimbau: Andi Arief Perlu Dibantu, Bukan Dimusuhi.
Tentu kita tak ingin memusuhi siapa pun, karena itu tak baik bagi kita. Kita hanya menjaga agar kita tak ikut terkena pengaruh buruk orang lain, apalagi oleh yang diduga pecandu narkoba.
Pengaruh buruk Andi Arief harus kita hindari. Sebaiknya kita tak membaca lagi apa yang ditulisnya di media sosial sebagaimana ia lakukan sebelum ditangkap polisi. Kita tentu tak lupa bagaimana ia pernah melempar hoax tentang tujuh kontainer berisi surat suara yang sudah tercoblos. Apa yang disebarkan oleh Andi Arif tentu tak baik kita terima, karena akan menghasilkan negativity di otak kita.
Barbara Fredricson, seorang neurosciencetist, menyebut bahwa setiap hari kita perlu menjaga positivity ratio kita agar tetap 3:1 (3 untuk positivity dan 1 untuk negativity). Positivity adalah kondisi positif di otak yang amat kita perlukan agar kita tetap maksimal dalam bekerja dan maksimal memiliki kecenderungan pada kebajikan. Kondisi positif ini juga mempengaruhi kesehatan kita kualitas hubungan kita dengan orang lain.
Kita sebaiknya menghindari orang seperti Andi Arif. Bahkan, Andi Arif harus "dibuang" dari masyarakat, karena ia seorang politisi seperti selebriti yang pikirannya atau tulisannya mudah menyebar di media.
Jadi sekali lagi, kita tak hendak memusuhi Andi Arif, tapi kita sedang menghindari negativity yang disebarkan oleh Andi Arif. Negeri ini terlalu lama berkubang dalam kemunduran, ini lah saatnya, yaitu pilpres 2019, kita bersama melakukan apa pun untuk melesatkan negeri ini ke depan.
Bagaimana caranya?
Dua dekade terakhir, neuroscience telah dikembangkan di dunia. PBB bahkan sejak 2012 menerbitkan setiap tahun daftar negeri-negeri yang paling bahagia (paling positif). Semua diukur dengan menggunakan neuroscience. Tips atau cara untuk menjadi positif (bahagia) sudah tersebar luas dalam bentuk hasil penelitian atau tulisan ilmiah.
HUMAN DEVELOPMENT INDEX dulu digunakan PBB untuk mengukur kemajuan sebuah negeri. Laporannya diterbitkan setiap tahun dengan mengukur: 1. Life expectancy, 2. Education, 3. Income per capita.
Negeri-negeri Skandinavia menduduki tempat pertama dalam laporan ini.
Namun sejak tahun 2012 lalu PBB juga menerbitkan "WORLD HAPPINESS REPORT" untuk mengukur kemajuan sebuah negeri. Report ini dirancang oleh neuroscientists dan ilmuwan dari ilmu pengetahuan lainnya. Itu sebabnya ada kata HAPPINESS atau POSITIVITY.