Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Reaksi Parpol Terhadap Pencapresan Jokowi, Yang Menyerang dan Yang Menyerah

26 Maret 2014   17:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:26 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PDI-P akhirnya mengumumkan penetapan Joko Widodo sebagai calon presiden PDI-P untuk Pilpres 2014 yang akan datang. Para ‘Projo” tentunya saja menyambut dengan sukacita pengumuman tersebut. Sebaliknya, para kelompok-kelompok penolak Jokowi menjadi presiden mencak-mencak. Mereka membuat pernyataan-pernyataan yang semakin keras menyerang Jokowi.

Para pimpinan parpol memberikan reaksi yang beragam terhadap pencapresan Jokowi. Sebagai capres dengan tingkat popularitas dan elektabilitas tertinggi,  tentu saja pencapresan Jokowi   resmi oleh partainya, menimbulkan suasana panik pada sejumlah parpol peserta pemilu.

Ada dua parpol yang memberikan reaksi menyerang Jokowi atau PDIP, yaitu Partai Gerindra dan Partai Demokrat. Adalah Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina dan sekaligus Capres Partai Gerindra,  yang bereaksi sangat keras.  Ia bahkan menggunakan kata-kata kasar, yang tidak sepatutnya keluar dari mulut seorang capres. Prabowo menuding Jokowi sebagai pembohong dan mencla-mencle. Kata kasar lain yang keluar dari mulut Prabowo adalah koruptor dan maling. Hanya tidak dijelaskannya kepada siapa tuduhan itu ditujukan,  kepada Jokowi ataukah kepada Megawati.

Kemarahan Prabowo tersebut adalah reaksi terhadap sikap Megawati yang dia nilai ingkar janji. Konon pada Pemilu 2009,  Megawati dan Prabowo pernah membuat kesepakatan tertulis,  salah satu butir kesepakatan tersebut berisi dukungan Megawati kepada Prabowo menjadi capres pada Pemilu 2014. Prabowo sendiri mengaku sudah berkali-kali meminta waktu kepada Megawati untuk membicarakan butir kesepakatan tersebut, tidak digubris oleh Megawati. Karenanya, segera setelah pengumuman pencapresan Jokowi, Prabowo langsung bereksi keras. Ia menyerang Megawati  dan Jokowi dengan kata-kata keras dan vulgar. Sepertinya isu ingkar janji Megawati pada kesepakatan tersebut  dan inkar janji Jokowi kepada rakyat Jakarta akan terus menerus dijadikan amunisi oleh Partai Gerindra untuk merusak popularitas Jokowi dalam Pipres yang akan berlangsung pada 9 Juli mendatang. Masalahnya,  Prabowo  merasa yakin akan memenangkan Pilpres 2014 jika tidak ada capres yang bernama Joko Widodo.

Reaksi negatif yang sama juga ditunjukkan oleh petinggi Partai Demokrat terhadap pencalonan Jokowi sebagai capres PDI-P.  Ruhut Sitompul selaku jurubicara PD dengan sinis berkata "Siapa dia?  Anak kos, anak numpang, kok nyapres,". Ruhut menilai banyak pekerjaan di Jakarta yang belum diselesaikan oleh Jokowi. "Dia gagal mengatasi macet, banjir, dan mengelola busway."  Meskipun Jokowi populer, Ruhut menilai mantan Wali Kota Solo ini tak becus bekerja. "Mengurus Jakarta saja berantakan, ini mau maju jadi capres, mau dibawa ke mana Indonesia ?" ia menambahkan. "Apabila Jokowi sampai menang, Indonesia tinggal menunggu kehancuran."

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok juga bereaksi keras. Ia menilai Jokowi tak beretika karena mening-galkan jabatan yang se-dang dia pegang. "Mau mundur (sebagai Gubernur DKI) pun tidak etis," kata Mubarok saat ditemui wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jumat, 21 Maret 2014. Mubarok mengatakan, seharusnya Jokowi menyelesaikan masa jabatannya sebelum mencari jabatan baru. Namun Mubarok mengingatkan, "Politik kita memang sering tidak etis."

Pimpinan Parpol lain memberikan reaksi yang lebih santun. Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham, menyambut baik pencapresan Jokowi oleh PDI-P.  Ia berjanji akan bekerja lebih keras dan  lebih kreatif untuk memenangkan ARB. Sedangkan ARB sendiri menyatakan optimistis partainya menjadi pemenang dalam pemilu legislatif da Pemilu Presiden walaupun harus bersaing dengan calon lain, seperti Joko Widodo ataupun Prabowo Soebianto.

Lain lagi dengan Hajriyanto Y. Thohari,  salah seorang Ketua DPP Partai Golkar. Hajriyanto sudah mengakui bahwa konstituennya di Jawa Tengah akan memilih Jokowi dalam Pilpres yang akan datang. Kepada wartawan Hajriyanto berujar “Mereka akan memilih caleg dari Golkar,  tetapi untuk presiden, mereka akan memilih Jokowi”.

Wiranto, capres dari Partai Hanura menyatakan memilih fokus berkampanye untuk partai dan proses pencalonan dirinya sebagai presiden ketimbang menanggapi calon dari partai lain. Hal ini disampaikan Wiranto menanggapi pencalonan Joko Widodo (Jokowi)  sebagai presiden oleh PDIP. “Jokowi jangan direcoki, itu masalah internal PDI-P,” kata Wiranto seusai menghadiri kampanye tertutup Partai Hanura di Gedung Wanita Banyuwangi, Kamis (20/3/2014).

Anies Matta,  Presiden  yang juga salah satu dari 3 orang bacapres PKS, menyatakan tak perlu ada yang dicemaskan. Ia mengatakan, justru sudah menyampaikan selamat kepada Jokowi, Megawati dan seluruh kader PDIP. Bahkan menurut dia, pencapresan Jokowi pantas diapresiasi karena ada semangat dari kader PDI P untuk menentukan siapa Capres yang akan mereka usung. “Saya sudah sampaikan selamat kepada Bu Mega, kader PDI P dan Jokowi sendiri  ujar Anis usai berorasi dalam Kampanye PKS di Gelora Bung Karno, Jakarta Ahad (16/3).  Penyataan yang bernada “manis di mulut” tersebut sebenarnya tidak terlepas strategi PKS agar salah satu capres PKS digandeng PDI-P menjadi cawapres berpasangan dengan Jokowi.

Hatta Radjasa, Ketum PAN ternyata menjadi capres yang paling duluan menyerah. Ia sudah melemparkan handuk putih meskipun kampanye untuk Pilpres belum dimulai. Dalam wawacara dengan Majalah Tempo,  Hatta mengatakan “saya realistis, Jokowi bakal jadi Presiden”.

Ciawi 26/03/2014

*)  dioleh dari berbagai berita di media online.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun