Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kafir

2 Juli 2014   00:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:55 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ahok, PLT Gubernur Jakarta menyebut penduduk Jakarta tidak akan memilih Jokowi karena takut Jakarta dipimpin oleh orang kafir. Ahok yang beretnis Cina dan beragama Kristen, adalah orang kafir. Orang Belanda yang menjajah Indonesia adalah orang kafir. Orang Aceh menyebut kafir dengan istilah kape.

Sebaliknya sebutan kafir  juga  ditujukan kepada umat Islam oleh orang-orang kristen. Dalam Perang Salib,  umat Islam di Jerusalem disebut sebagai orang-orang kafir yang halal darahnya untuk dibunuh. Pendudukan kota Jerusalem pada 1099, oleh pasukan Salib ditandai dengan pembantaian seluruh penduduk kota beragama Islam.

Akan tetapi 80 tahun kemudian, pasukan Islam di bawah Sultan Salahuddin al-Ayyubi berhasil merebut kembali kota Yerusalem. Sultan Salahuddin al-Ayyubi adalah pemimpin yang lembut hati. Ia tidak pendendam. Ia tidak  membalas kejahatan Pasukan Salib 80 tahun yang lalu yang membantai umat muslim di kota itu. Bahkan sebagian besar tawanan Kristen itu dibebaskannya. Mereka diberi kebebasan untuk pulang ke negara masing-masing. Banyak di antara mereka justru bergabung dengan pasukan salib lain yang kembali berperang melawan Sultan Salahuddin.

Di dalam al-Quran, kata yang berkaitan kafir atau kaafirun,  terdapat pada 439 ayat. Sebagian besar ayat-ayat itu berisi tentang perilaku atau kelakuan orang-orang kafir. Mereka menolak ajakan untuk beriman kepada Allah.  Misalnya pada surat al-Baqarah/2:6 “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman”.  Sebagian ayat menjelaskan bahwa kelak, orang-orang kafir akan dimasukkan ke dalam neraka, mereka akan berada di sana selamanya.

Lalu, menurut ajaran Islam, apakah orang-orang yang beragama Kristen atau Yahudi termasuk dalam kategori kafir? Sebagai besar ulama dan kaum muslimin akan mengatakan bahwa orang Kristen dan Yahudi adalah orang-orang kafir. Karena begitulah ajaran yang mereka terima dari para ulama, ustad,  habib dan kiyai.

Ayat-ayat al-Quran sendiri tidak secara tegas menjelaskan posisi kaum nasrani dan yahudi, apakah mereka termasuk orang-orang kafir. Hal itu dapat dilihat,  dari 439 ayat yang di dalamnya terdapat uraian tentang kekafiran, tidak ada satu ayatpun yang menegaskan bahwa orang nasrani dan yahudi adalah orang-orang kafir.

Malah ternyata Allah tidak memberikan keistimewaan kepada kaum muslimin dalam hal imbalan kebajikan yang mereka lakukan. Tuhan ternyata juga akan memberikan imbalan yang sama kepada kaum nasrani, yahudi dan bahkan pengikut agama lain (shabi’in).  Mereka akan mendapatkan imbalan sesuai dengan amal saleh mereka. Hal itu dijelaskan dalam 2 ayat al-Quran,  yaitu surat al-Baqarah/2:262  dan surat al-Maidah/5:69  yang bunyinya hampir sama, “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shaleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Orang Yahudi, Kristen dan penganut agama lain (Hindu,Budha, Konghucu dll) sudah pasti mempercayai keberadaan Tuhan mereka dan mereka juga percaya dengan akhirat. Semua agama mengajarkan tentang adanya surga dan neraka.

Memang pasti ada sanggahan, pengikut Islam radikal akan membuat tafsir bahwa beriman kepada Allah artinya harus masuk Islam dulu. Akan tetapi cendekiawan muslim Alm. Nurkholis Madjid, mengatakan bahwa Allah bemakna Tuhan (dengan huruf besar). Jadi Tuhan umat Yahudi dan umat Kristen juga disebut Allah.

Dan syarat berikutnya adalah amal saleh. Umat Islam baru mencapai tingkat amal saleh untuk dirinya sendiri. Sedangkan amal saleh umat-umat lain sudah mencapai tingkat berguna bagi kehidupan. Karenanya amal saleh mereka derajatnya lebih tinggi, bahkan sudah mencapai tingkat amal jariah, amal yang pahalanya mengalir terus menerus, meski sudah lama mati. Masalahnya,  umat dari agama lain yang menciptakan hampir semua produk yang berguna bagi seluruh umat manusia, sejak dari listrik,  telepon, televisi, pesawat terbang, mobil,  kereta api,  komputer dan seterusnya.

Berdasarkan sejarah Nabi Muhammad, ternyata yang termasuk kategori kafir menurut Nabi Muhammad hanyalah orang-orang Mekah yang menolak ajakan Nabi untuk beriman kepada Allah dan masuk Islam. Orang-orang Mekah pada waktu adalah penyembah berhala (patung) yang mereka buat sendiri lalu mereka sembah. Mereka menolak ajakan Nabi Muhammad dan bahkan mengusirnya bersama orang-orang yang menerima ajaran Islam. Nabi Muhammad bersama kaum muslimin akhirnya menjadi pengungsi di kota Madinah,  yang berjarak sekitar 300 km di Utara Mekah.

Nabi Muhammad dapat menerima dan memahami  bahwa ada umat penganut agama yang diajarkan oleh nabi-nabi terdahulu, khususnya umat  yahudi yang menganut ajaran Nabi Musa,  dan umat nasrani yang menganut ajaran Nabi Isa. Nabi Muhammad juga mengetahui bahwa paman isterinya (Khadijah) yang bernama Waraqah bin Naufal adalah seorang pendeta Kristen yang memimpin sebuah jamaah gereja di dekat Mekah. Kepadanyalah Khadijah berkonsultasi mengenai suaminya (Muhammad) setelah mendapatkan wahyu pertama di gua Hirak. Waraqah bin Naufah membesarkan hati Khadijah karena suaminya terpilih menjadi seorang rasul. Ia menasehati agar sabar karena suaminya mendapatkan perlawanan dari penduduk Mekah.

Setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, ternyata di kota itu terdapat kampung-kampung yang didiami oleh penduduk dari berbagai agama. Ada 3 kampung yang  yang masing-masing didiami oleh penganut agama Yahudi, masih dari garis keturunan berbeda, yakni Bani Quraizah, Bani Nadir dan Bani Kainuka. Lalu ada sejumlah gereja yang menjadi tempat kebaktian umat nasrani.

Nabi Muhamad sendiri, sewaktu sampai di Madinah langsung membangun sebuah mesjid,  sebagai tempat bershalat dan juga tempat berkumpul kaum muslimin. Beliau menyadari bahwa jumlah umat Islam yang ikut mengungsi bersamanya tidaklah banyak,  hanya beberapa ratus orang saja. Yang siap berperang jika kaum kafir Mekah datang menyerang, tidak lebih dari 300 orang.

Oleh sebab itu,  Nabi Muhammad mencoba mendekati dan mengajak semua komponen masyarakat Madinah untuk bersatu dan saling tolong menolong. Jika satu kelompok masyarakat diserang oleh orang luar,  maka kelompok yang lain akan turut membantu melawan musuh-musuh tesebut. Ajakan Nabi Muhammad tersebut disetujui semua pihak,  yang kemudian ditulis dalam sebuah piagam yang  dikenal sebagai Piagam Madinah.

Dari sejarah Nabi Muhammad tersebut kita bisa mengambil hikmah bahwa Nabi Muhammad sendiri tidak pernah mellihat penganut agama lain sebagai orang-orang kafir. Jadi, kalau kita berpijak pada sejarah Nabi Muhammad,  maka Basuki Tjahaya Purnama alis Ahok bukanlah orang kafir.  Kalau kita berpedoman kepada al-Quran, maka Tuhan akan memberikan imbalan berupa pahala kepadanya selagi ia tetap jujur, lurus dan terus melaksanakan pembenahan Jakarta tanpa lelah, meski ia berada dalam iman kristiani.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun