Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kekuatan Pendukung Ahok dan Anies

4 April 2017   05:49 Diperbarui: 4 April 2017   21:07 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berdasarkan pengamatan pada facebook, Grup WA yang saya jadi anggotanya, artikel-artikel di Kompasiana dan Koran-koran nasional, maka dapat digambarkan peta kekuatan pendukung Ahok dan Anies pada putaran kedua, sebagai berikut :

  1. Ahok didukung oleh kelompok-kelompok masyarakat Jakarta yang rasional dan waras, tidak dipengaruhi sentimen keagamaan yang mengkafirkan pemimpin non muslim, keluarga-keluarga yang telah merasakan betul kebaikan program-program Jakarta yang dilancarkan Ahok,  belas kasih Ahok tanpa membeda-bedakan kelas sosial mereka pada saat bertemu Ahok di Balaikota, dan sebagainya. Selanjutnya secara spesifik,  pendukung Ahok adalah kalangan NU modernis, Muhammadiyah modernis, para intelektual yang sudah berfikir secara rasional,  perorangan  yang dimasa mudanya pernah jadi aktifis GMNI dan gerakan mahasiswa Sosialis. Masa dari pendukung partai-partai pengusung Ahok (PDIP, Golkar, Nasdem. Hanura, dan PPP) yang mematuhi instruksi partai. Dari segi etnis, Ahok akan didukung pula oleh komunitas Cina. Sedangkan dari pemeluk agama, Ahok akan didukung oleh pemeluk Islam modernis dan liberal, pemeluk agama Nasrani (Protestan dan Katolik), pengikut agama Budha, Konghucu, dan Hindu. Selain itu Ahok didukung oleh sebagian besar kalangan artis ibukota.
  2. Anies Baswedan akan didukung oleh kelompok-kolompok Islam yang dipengaruhi oleh sentimen keagamaan, bahwa Ahok kafir dan telah menistakan Agama Islam yang mereka anut. Mereka tidak peduli dengan pandangan ulama-ulama modernis, seperti Nasaruddin Umar/Imam Besar Mesjid Istiqlal,  KH Mustafa Bisri dan Buya Syafii Maarif serta tokoh-tokoh Islam moderat lainnya bahwa Ahok tidak menistakan agama Islam.  Secara spesifik mereka adalah anggota dan simpatisan dari ormas-ormas Islam garis keras, seperti FPI, GNPF-MUI, FUI, NU garis keras, Muhammadiyah garis keras, Parmusi, HMI,  HTI, dan PKS. Lalu, atas nama kepentingan politiknya sendiri, Anies didukung oleh Prabowo (Ketum Gerindra), raja media Hari Tanuwijaya sekaligus Ketum Perindo, Habib Rizieq,  H. Lulung dan pengikutnya di Tanah Abang. Selain itu para WNI Keturunan Arab bersatu padu mendukung Anies Baswedan yang juga WNI Keturunan Arab dari Hadramaut. Mereka berpikiran, kemenangan Anies adalah kemenangan bersama WNI Keturunan Arab. Kapan lagi seorang keturunan Arab menjadi Gubernur Jakarta, kalau tidak sekarang.

Dalam acara Mata Najwa Special, pada minggu lalu, sewaktu ditanya apakah yang akan dilakukannya jika tidak terpilih lagi menjadi Gubernur, Ahok menjelaskan bahwa masa jabatannya akan berakhir pada Oktober 2017. Ia akan menuruskan program-program yang sudah berjalan dengan sebaik-baiknya. Jika tidak terpilih, maka ia akan menyiapkan pertanggungan jawaban dan rencana program yang sedang berjalan untuk dipelajari dan semoga dilanjutkan oleh gubernur terpilih.

Lalu, pertanyaan yang sama disampaikan kepada Anies. Dia tidak menjawab pertanyaan itu, tetapi  kembali meyerang Ahok, menyerang gaya kepemimpinannya , menyerang pribadi Ahok, yang tidak akan ditemukan lagi Jika ia terpilih jadi Gubernur.

Malam itu, menjadi ajang perdebatan yang menghasilkan citra bahwa Ahok adalah pemimpin yang tidak lagi emosian, berbicara tentang data, dan menjelaskan program yang sedang berjalan. Sebaliknya Anies tampil sebagai calon Gubernur yang antagonis, yang selalu mencerca dan menyerang lawannya, pribadi yang tidak mempunyai respek sama sekali terhadap keberhasilan gubernur yang sedang menjabat.

Kita tidak tahu hasil putaran kedua Pilkada Jakarta. Barulah pada sore hari 19 April kita akan mengetahui siapa yang menang. Yang jelas pendukung kedua paslon sudah tidak akan bergeser lagi. Hal itu dibuktikan demo 313 yang disponsori FUI hanya diikuti oleh beberapa riibu orang saja. Tim sukses kedua Cagub sedang melakukan konsolidasi. Kekuatan kedua pihak kelihatannya berimbang.

Tentu saja bisa terjadi kejutan, yang dapat menaikkan atau menurunkan elektabilitas sang Cagub. Bahaya yang mengancam Anies adalah dari pasangannya, Sandiaga Uno. Mulai terbongkar kejahatan-kejahatan yang dilakukannya. Ia dituduh  melakukan penggelapan tanah milik Bapak Angkatnya,Edward Surjaya yang sudah dilaporkan ke polisi. Lalu ada berita bahwa Sandi memperkaya diri dengan jurus tipu-tipu, meminjam tapi tidak pernah bayar.

Sekian dulu, salam Kompasiana

M. Jaya Nasti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun