Setidaknya ada 5 manfaat yang diperoleh Indonesia dari kunjungan Raja Salman. Yang pertama adalah disepakatinya kerjasama ekonomi dan sosial Indonesia dan Arab Saudi senilai Rp 93 Triliun. Kerjasama itu dituangkan dalam 11 MOU, yang ditandatangj oleh para menteri terkait. Dengan kerjasama ekonomi tersebut, ranking investasi Arab Saudi di Indonesia meningkat dari nomor 57 menjadi nomor 10. Suatu peningkatan yang luar biasa. Akibatnya China menjadi ketar ketir. Begitu pula dengan Amerika Serikat.
Kedua, Raja Salman memberikan “uswatun hasanah” tentang Islam yang ramah yang “rahmatan lili’alamin”. Raja Salman bersalaman dengan Ahok selaku Gubernur Jakarta yang oleh oamas-ormas Islam dan tokoh Islam garis keras dituduh menghina agama Islam. Raja Salman membawa sejumlah pengeran puteri yang berpakaian tidak berjilbab, karena meyakini berjilbab itu hukumnya mubah bukan wajib. Raja Salman tidak membuka sepatunya sewaktu berkunjung ke masjid Istiqlal karena memang ada hadistnya yang membolehkan para musyafir tidak melepas sepatu. Sedang di seluruh masjid di Indinesia ada “batas suci” yang tidak boleh dilalui oleh yang memakai sandal dan sepatu. Raja Salman berpidato tentang Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian dihadapan para tokoh lintas agama.
Ketiga, kunjungan Raja Salman ke Indonesia yang membawa rombongan besar, 1500 orang membawa berkah sendiri bagi sejumlah perusahaan. Hotel-hotel berbintang lima di Jakarta dan Denpasar memperoleh rezeki yang tidak sedikit. Begitu juga perusahaan sewaan mobil Blue Bird mendapatkan order 600 mobil mewah sekelas mercy, yang akan digunakan untuk wira-wiri para anggota rombongan. Tentu mereka membeli cideramata di Jakarta dan Bali. Begitu pula para pengusaha restoran, kebagian rezeki yang tidak sedikit.
Keempat, ideologi Wahabi garis keras, yang doktrin utamanya “takfiri”, di bawah Raja Salman kelihatannya tidak laku lagi. Raja Salman menginginkan Islam yang damai, Islam yang “rahmatan lil alimin”. Maka Habib Rizieq Imam Besar FPI tidak diterima untuk bertemu dengan Raja Salman, karena kerjaannya dan mulutnya penuh dengan api me bencian kepada orang-orang yang dia hakimi sendiri sebagai penista agama. Pada hal ada latar belakang politis yang dia mainkan agar Ahok tersingkir dari jabatan gubernur Jakarta.
Kelima, kunjungan Raja Salman ke Indonesia dengan rombongan terbesar dalam sejarah, adalah kemenangan Presiden Jokowi. Ia membuktikan dirnya sebagai politisi ulung, wirausawan dan juga seorang negarawan. Ia menampilkan dirinya sebagai kepala Negara yang sederhana. Makanya Presiden Jokowi ikhlas menyambut kedatangan Raja Salman dan mengantarkan ke Istana Bogor meski hujan gerimis. Ia memfasilitasi setiap kegiatan pertemuan Raja. Bahkan Presiden Jokowi menjadi “MC” pada acara pertemuan Raja dengan tokoh-tokoh lintas agama. Tapi hasilnya luar biasa, Rp 93 Triliun untuk kerjasasama di bidang ekonomi dan sosial.
Sekian dulu, salam Kompasiana
M. Jaya Nasti