Saya pada mulanya tidak terlalu suka dengan musik dangdut. Tapi sejak beberapa bulan yang lalu, setiap senja, saya rebutan tivi dengan isteri saya. Saya hendak mendengarkan berita-berita politik di sejumlah stasiun televisi. Tetapi isteri saya lebih duluan menyetel acara konser musik dangdut D’Academy di Indosiar. Saya terpaksa mengalah. Saya terpaksa mencari berita dengan membuka live streaming, yang kadang-kadang dapat dibuka tetapi sering juga tidak terbuka karena sinyal wifi lagi jelek.
Maka saya ikut nguping acara konser D’Academy yang merupakan konser untuk mencari penyanyi dangdut. Saipul Jamil adalah salah satu dari lima juri dalam acara itu. Ia menjadi juri sejak D’Academi diselenggarakan pada tahun 2014. Sudah tiga kali konser itu diadakan. Selain itu juga telah digelar acara D’Academy tingkat Asia, yang diikuti oleh pedangdut dari Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam. Peserta tingkat Asia adalah pemenang dari kontes dangdut semacam D’Academy yang diselenggarakan oleh setiap Negara.
Untuk mendapatkan peserta kontes dangdut D’Academy, Saipul Jamil berkeliling ke seluruh kota yang ditetapkan sebagai lokasi ajang nominasi kontes dangdut. Untuk D’Academy 3, ada 7 kota yang menjadi lokasi pencarian. Selain itu pencarian dilakukan pula di 25 kota lainnya. Ternyata pencinta dangdut sangat banyak. Peserta yang mendaftar membludak. Untuk kontes D’Academy 3 yang saat ini sedang berlangsung, jumlah peserta mencapai 35 ribu orang, dan dari jumlah itu hanya 35 orang yang mendapatkan golden ticket untuk bertarung di Jakarta.
Saya melihat peran Saipul Jamil yang cukup besar sebagai pencari bakat penyanyi dangdut. Ia ibarat pencari bakat di sepak bola, Saipul memiliki talenta dan insting bagus dalam mencari bakat terpendam calon penyanyi dangdut. Saipul mampu mendeteksi, siapa peserta nominasi yang memiliki potensi untuk dilatih menjadi penyanyi dangdut hebat.
Setelah melakukan pencarian bakat di lapangan, Saipul Jamil berperan sebagai juri dalam kontes D’Academy, bersama Iis Dahlia, Inul Daratista, Rita Sugiarto dan Hetty Kus Endang. Selain itu, tim juri dibantu oleh komentator yang terdiri dari Nassar, Soimah dan Ivan Gunawan.
Konser dangdut D’Academy dirancang, selain sebagai ajang pencarian penyanyi dangdut hebat, juga menampilkan interaksi host, juri dan komentator yang fresh, kocak penuh banyolan. Peran pemancing banyolan dilakoni oleh 5 orang host/asisten host, yang terdiri dari Irfan Hakim, Ramzi, Andhika Pratama, Rina Nose dan Gilang Dirga. Itulah sebabnya, acara D’Academy yang digelar Indosiar setiap malam tanpa henti, termasuk hari Sabtu dan Minggu, mendapatkan rating yang selalu tinggi.
Sampai sejauh ini, D’Academy telah menghasilkan sekitar 10 orang superstar penyanyi dangdut baru. Dari D’Academy tingkat Asia, dihasilkan 2 pemenang dari Indonesia, yaitu Danang dari Banyuwangi dan Lesti dari Cianjur. Keduanya telah menjadi superstar, yang kemampuan olah vokal dangdutnya melebihi penyanyi dangdut senior sekalipun. Selain itu, terdapat penyanyi dangdut lain dengan kemampuan yang tidak kalah hebatnya, seperti Evy dari Masamba, Irwan dari Sumenep, dan Aty. Sedangkan pada acara D’Academy 3, terdapat sejumlah penyanyi dangdut potensial seperti Rafli dari Gowa, Anggun dari Bima, Boy dari Aceh, Hayati dari Sumedang.
Saipul Jamil berperan besar dalam melahirkan para superstar dangdut tersebut. Ia menemukan mereka dari berbagai pelosok pedalaman Indonesia, untuk kemudian diasah di Jakarta. Mereka yang semula masih “kampungan” dilatih olah vokalnya, disiapkan kostum dan dandanan yang hebat, dan dibimbing untuk menyanyi dengan penuh penjiwaan.
Akan tetapi karir Saipul Jamil yang hebat itu harus terhenti. Ia terlibat kasus hukum karena melakukan pencabulan kepada anak di bawah umur. Ternyata Saipul Jamil adalah laki-laki penderita homosex, penyuka sesama jenis. Pada malam itu, nafsu kebinatangan menungganginya. Karena ia sudah mengakui perbuatannya, maka ia dijadikan tersangka. Tentunya hakim di pengadilan yang akan memutuskan nasibnya, berapa lama ia harus mendekam di penjara. Sayang sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H