Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sudirman Said Sebenarnya Orang Baik, Berkinerja Hebat, Tapi Para Suhunya …

29 November 2015   09:55 Diperbarui: 29 November 2015   19:34 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah melalukan perenungan beberapa hari, saya menyimpulkan pada dasarya Menteri ESDM Sudirman Said (SS) adalah orang baik. Ia adalah orang yang bekerja secara professional, berkinerja hebat dan memiliki keberanian dalam bertindak.

Bahkan Presiden Jokowi mendukung penuh kebijakan yang dibuat SS membentuk Komite yang bertugas melacak praktek mafia migas. Komite yang diketuai Faisal Basri itu diberi waktu 6 bulan, dan sudah memberikan laporan dan rekomendasi kepada Pemerintah.

Sebelum  kasus yang menghebohkan sekarang dengan DPR, SS sudah membubarkan Petral, dan dilanjutkan dengan audit forensic, sesuai rekomendasi yang dibuat Faisal Basri dan timnya. Pembubaran Petral bukan urusan mudah. Meskipun juga sama-sama meyakini Petral adalah sarang mafia migas, Dahlan Iskan, Menteri BUMN era SBY tidak mampu membubarkannya. Bahkan SS berani menyindir SBY sebagai backing Petral, sehingga menimbulkan kemarahan baik SBY maupun para petinggi Partai Demokrat.

Sewaktu menjadi Dirut PT. Pindad, SS juga memperlihatkan kinerja yang hebat. Meskipun masa tugasnya sangat singkat, karena keburu diangkat menjadi Menteri ESDM, SS langsung melakukan beragam inovasi untuk perusahaan yang memiliki sekitar 3000-an karyawan. Inovasi yang ia lakukan antara lain menjalin kerjasama dengan dengan pebisnis senjata internasional. Hal ini ia lakukan sebagai upaya untuk mempercepat alih teknologi sekaligus mengadopsi disiplin kerja dan budaya perusahaan asing.

Kerjasama dengan pebisnis senjata internasional ia lakukan dengan meneken memorandum kesepahaman dengan Rheinmetall Denel Munition (RDM) di Pretoria, Afrika Selatan pada pertengahan September 2014. Ia juga sedang menyiapkan pabrik turret (persen-jataan di atas tank) di Bandung bekerjasama dengan Belgia.

SS juga membuktikan dirinya memilki kapabilitas yang mumpuni sewaktu dipercaya menjadi Direktur Pelaksana Steering Committee  APEC CEO Summit. SS mendorong APEC CEO Summit untuk menjembatani kepentingan bisnis pemerintah dan swasta. Pertemuan para CEO ini menghasilkan rekomendasi bagi 21 pemimpin ekonomi APEC seperti dalam hal memobilisasi dana dari sektor swasta ke sektor publik. Agenda pertemuan CEO ini juga untuk menggenjot usaha kecil menengah (UKM) sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi di Asia Pasifik

Kalau kita flash back lagi kebelakang, SS termasuk manusia Indonesia luar biasa. Ia berlatar belakang anak desa yang sangat miskin, yang dihidupi oleh ibunya yang bekerja secara serabutan sebagai buruh tani, dan selalu dalam kondisi kekurangan. Tapi berkat ketekunan dan otaknya yang cerdas, ia mampu menamatkan pendidikan tinggi S-1 di STAN, dan melanjutkan pendidikan S-2 Master Bidang Administrasi Bisnis dari George Washington University, Washington, DC, Amerika Serikat.di Amerika.

SS tidak minder dengan latar belakang kemiskinan masa kecilnya. Sepulang dari Amerika ia mengepakkan sayapnya lebar-lebar. Lalu ia bersahabat dengan banyak tokoh terkenal. Bersama Erry Riana, Kuntoro Mangkusubroto, Sri Mulyani, Mar’I Muhammad, ia mendirikan Masyarakat Trans-paransi Indonesia (MTI) yang bergerak di bidang pemberantasan korupsi. SS bahkan sempat menjadi ketua MTI.

Pada waktu terjadi gempa bumi dan tsunami di Aceh dan Nias pada 2005, Kuntoro memboyong SS ke Aceh untuk menjabat sebagai Deputi Kepala Badan Pelaksana Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias. Ia bertugas koordinasikan bantuan bagi Aceh, suatu pekerjaan besar dan berat yang dilakoninya selama dua tahun.

SS ternyata juga dekat dengan kalangan akademisi  Islam modernis. Pada waktu Cak Noer (Noercholis Madjid) meninggal dunia, SS ditunjuk untuk menjadi pejabat sementara Rektor Universitas Paramadina. Jabatan itu lalu diserahkannya kepada Sohibul Iman, sebelum akhirnya dijabat oleh Anies Baswedan sebagai Rektor definitif.

Keahlian professional SS adalah dalam pembenahan organisasi badan usaha skala besar. Keahlian ini membawanya ikut dalam pembenahan badan-badan usaha di bawah TNI. Ia kemudian berkenalan dan akrab dengan petinggi top TNI. Ia menjadi akrab dengan Panglima TNI waktu itu, Jenderal Endriartono Sutarto dan Wamenhan Syafri Syam-suddin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun