MAAFKAN AKU MAMA'
oleh Adikku Siti Fauziah.pada 13 November 2010 jam 22:29 Mama… guratan-guratan itu kini semakin jelas tergambar pada wajah mamak. Rambut mamak kini bukan lagi memutih tapi telah berubah menjadi semu kecoklatan setelah sebelumnya rambut yang hitam itu memudar menjadi putih. Bila mamak memegang tanganku, akan terasa sekali genggamannya yang dulu kokoh, kini lambat laun semakin gentar. Apakah ini mengartikan jika usia mamak sudah tak muda lagi ? Pertanyaan ini membuat bulu-bulu kudukku berdiri kaku. Ketakutan ini menghantui diriku jika aku kehilangan sosoknya. Sosoknya begitu teramat aku cintai. Saat mamak katakan sakit asam urat yang telah lama mamak rasakan, hatiku terasa sesak rasanya ingin menangisi betapa bodohnya aku yang tak mampu menolong. mamak. Hanya do'a yang mampu kupanjatkan kepada sang Illahi, berharap mamak tak diberi sakit lagi. Saat mamak sedang bercerita, dengan senyumku yang penuh kebahagiaan mataku tak pernah luput memandanginya . Entah itu cerita serius, atau sebuah gurauan yang membuat aku tertawa lepas bersama-sama dengannya Meski kini pendengarannya sudah tak sempurna lagi. Terkadang aku harus rela mengulangi kata-kataku hingga beberapa kali. Ada rasa bersalah jika tak sengaja aku berkata dengan suara yang agak keras karena pendengarannya yang tak seperti dulu lagi. Senyumnya yang tak seindah dulu membuatku ingin selalu memeluknya. Suaranya yang kini tak lantang lagi, seolah sebagai perlambang usia mamak sudah tak muda lagi. Jika saja aku mampu berada di sampingmu di sisa hidupmu. Maafkan aku mak, atas ketidakmampuan anakmu ini untuk bersama menemani hari-hari mu !  Bagikan · Komentari ·
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H