Dua wanita Katolik tewas dan tujuh lainnya terluka dalam insiden penembakan di Gereja Keluarga Kudus di Gaza pada hari Sabtu. Patriarkat Latin Yerusalem, yang mengawasi Gereja-Gereja Katolik di wilayah tersebut, mengutuk serangan tersebut.
Para korban, yang diidentifikasi sebagai ibu dan anak perempuan, dilaporkan mencari perlindungan di gereja bersama dengan keluarga Kristen lainnya selama konflik yang sedang berlangsung. Patriarkat menekankan bahwa tidak ada peringatan yang diberikan sebelum penembakan dan tidak ada pihak yang berperang di lingkungan paroki. Komunitas internasional telah menyatakan keprihatinannya dan menyerukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut.
Paus Fransiskus menyesalkan pembunuhan tersebut, dan menyebutnya "tidak dapat diterima" dan mendesak agar kekerasan segera diakhiri. Ia menyesalkan penargetan warga sipil tak bersenjata dan menyoroti keberadaan individu yang rentan terdampak efeknya, termasuk keluarga, anak-anak, dan penyandang disabilitas, di dalam kompleks gereja.
Peristiwa tersebut juga mengakibatkan rusaknya Biara Sisters of Mother Theresa yang terletak di dalam kompleks paroki. Biara tersebut, yang menampung 54 orang penyandang disabilitas, mengalami kerusakan pada generator, sumber bahan bakar, panel surya, dan tangki air, sehingga tidak dapat dihuni.
Peristiwa tragis ini menggarisbawahi dampak buruk konflik yang sedang berlangsung terhadap kehidupan orang-orang tak berdosa. Penargetan tempat ibadah dan penderitaan individu di dalam kompleks gereja menimbulkan kekhawatiran serius mengenai perlindungan warga sipil dan meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI