Mohon tunggu...
Moses Joshua Lesmana
Moses Joshua Lesmana Mohon Tunggu... Siswa

Jangan lupa tidur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Matematika Semenjak TK: Satu Langkah Menuju Indonesia Emas 2045

24 Oktober 2024   19:39 Diperbarui: 24 Oktober 2024   19:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

23 Oktober 2024, Presiden Indonesia ke-8, Prabowo Subianto, meminta pelajaran matematika diperkenalkan semenjak jenjang taman kanak-kanak. Sebelum Presiden Prabowo menyampaikan hal tersebut, dapat dilihat dari berbagai macam konten yang ada di sosial media mengenai kemampuan matematika di kalangan siswa saat ini yang masih kurang. Salah satu contohnya adalah pengalaman yang disampaikan oleh Anas Baihaqi lewat BBC Indonesia. Beliau adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di institusi pemerintah Indonesia Tengah. Beliau melihat secara langsung bagaimana rendahnya kemampuan matematika dasar para siswa. Empat orang yang ikut PKL (Praktik Kerja Lapangan) di tempatnya bekerja tidak dapat menyelesaikan persoalan matematika sederhana. Retno Listyarti, Ketua Dewan Pakar Forum Serikat Guru Indonesia, berkata bahwa fenomena ini sudah lama terjadi, terutama di Indonesia Tengah dan Indonesia Timur, seperti Papua.

Apa permasalahan dari fenomena ini? Permasalahan dari fenomena ini tentu saja Kurikulum Merdeka. Meskipun Kurikulum Merdeka merupakan salah satu solusi yang cukup baik bagi siswa, tetapi salah satu aturan dalam Kurikulum Merdeka adalah siswa harus lanjut sekolah dan tidak boleh tinggal kelas. Hal ini mengakibatkan masalah bagi siswa yang kesulitan dalam memahami materi di kelasnya. Jika pengetahuan dasarnya belum dapat dipahami, maka akan menjadi sebuah tantangan yang cukup sulit bagi siswa untuk melanjutkan jenjang sekolahnya. Permasalahan ini akan menimbulkan efek domino dan juga membuat siswa merasa tertinggal dengan teman-temannya. Selain itu, Kurikulum Merdeka tidak sepenuhnya dapat memfasilitasi siswa untuk belajar materi-materi dasar terutama matematika, karena rancangannya yang belum lengkap dan sempurna. Oleh sebab itu, pendidikan dasar matematika di jenjang taman kanak-kanak merupakan sesuatu yang baik dalam menyambut Indonesia Emas 2045. Pendidikan matematika pada anak menjadi hal yang penting dan perlu diperhatikan dalam kurikulum pendidikan. Hal tersebut menjadi penting karena, pendidikan matematika sejak dini dapat mengembangkan otak anak, melatih keterampilan untuk berpikir kritis, dan dapat menjadi dasar untuk pembelajaran lanjutan di masa depan. 

Pertama, pendidikan matematika dapat mengembangkan otak anak. Belajar matematika dasar sejak dini sangatlah penting, karena kondisi otak anak pada usia dini sangat cepat dalam menyerap ilmu baru. Riset oleh Dr. Tanya Evans, PhD dari Universitas Stanford pada 2015 memperlihatkan proses belajar matematika dapat mendorong perkembangan otak anak. Dalam riset tersebut, terungkap bahwa anak yang belajar matematika mempunyai perkembangan otak lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak belajar matematika. Tingkat perkembangan otak pada anak yang belajar matematika, secara khusus berkaitan erat dengan berbagai kemampuan kognitif lainnya. Beberapa di antaranya adalah terkait kemampuan mengambil keputusan dan memfokuskan pikiran pada masalah tertentu.

Kedua, pendidikan matematika dapat melatih kemampuan untuk berpikir kritis menyelesaikan masalah. Belajar matematika dapat membantu anak untuk terbiasa melakukan analisis dan mencari solusi yang terbaik untuk sebuah permasalahan. Kemampuan analisis berkaitan erat dengan cara berpikir anak secara kritis dalam memandang setiap permasalahan di sekitar. Di waktu yang sama, matematika mendorong anak untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang logis dalam setiap menghadapi setiap masalah. Anak yang terbiasa berpikir secara logis akan memilih untuk membagi permasalahan dalam skala yang lebih kecil. Selanjutnya, mereka bisa mencari setiap solusi atas masing-masing permasalahan. Cara berpikir seperti ini membuat anak bisa mencoba cara yang kreatif dalam setiap penyelesaian masalah. Dengan begitu, mereka akan terbiasa untuk mencari sebuah solusi secara kreatif dan cerdas.

Ketiga, Pendidikan matematika sejak dini dapat membantu dalam menghadapi tantangan di masa depan, terutama dalam bidang sains dan teknologi. Merujuk data PISA 2022, Singapura menjadi negara dengan kemampuan matematika siswa yang paling mumpuni, disusul Makau dan Taipei, China, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Estonia, Swiss, dan Kanada. Adapun Indonesia berada di posisi 70. Penguasaan kemampuan berhitung secara penuh merupakan prioritas di negara-negara yang sadar pentingnya angka, menurut NCEE. Banyak dari negara-negara maju sudah mengajarkan konsep yang berkaitan dengan perhitungan, statistik dan probabilitas di usia dini, ketika anak-anak duduk di kelas I sekolah dasar. Hal itu sudah dapat membuktikan, bahwa negara maju yang telah memegang industri sains dan teknologi memiliki kemampuan matematika siswa yang baik. 

Pada akhirnya, mengenalkan matematika semenjak jenjang taman kanak-kanak adalah sesuatu yang baik. Pendidikan matematika sejak dini menjadi penting karena dapat mengembangkan otak anak, melatih keterampilan untuk berpikir kritis, dan dapat menjadi dasar untuk pembelajaran lanjutan. Terlebih lagi, pemerintah Indonesia sudah menginvestasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% APBN. Tidak menutup kemungkinan Indonesia dapat menjadi negara maju. 

Sumber: 

https://news.detik.com/berita/d-7602808/prabowo-tegaskan-komitmen-ke-pendidikan-anggaran-salah-satu-tertinggi-di-2025 

https://www.bbc.com/indonesia/articles/cly0gxyjzzeo 

https://news.detik.com/kolom/d-6991183/perundungan-dan-perlunya-perbaikan-kurikulum-merdeka 

https://med.stanford.edu/news/all-news/2015/08/brain-scans-better-forecast-math-learning-in-kids.html 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun