Mohon tunggu...
Mizky Khilmia
Mizky Khilmia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Suasana yang Hilang di Bulan Ramadhan saat Beranjak Dewasa

18 April 2024   15:58 Diperbarui: 18 April 2024   16:01 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bbc.com/indonesia/articles/c720z10nlzyo

Bulan Ramadhan sering kali menjadi momen yang sangat istimewa bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang membesarkan diri dalam lingkungan yang kental dengan nilai-nilai keagamaan dan budaya Islam. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan kita beranjak dewasa, kita mungkin merasakan bahwa atmosfer Ramadhan yang dulu begitu kental dan berkesan, mulai memudar.

Ketika masih kecil, Ramadhan adalah waktu yang dinanti-nantikan dengan penuh antusias. Ada kegembiraan dalam mempersiapkan hidangan lezat untuk berbuka puasa bersama keluarga, serta semangat dalam beribadah dan meningkatkan kebaikan. Setiap malam, masjid dipenuhi dengan jamaah yang memperbanyak shalat tarawih dan bacaan Al-Qur'an.

Namun, seiring dengan beranjak dewasa, banyak dari kita mungkin merasa bahwa suasana itu mulai pudar. Mungkin kita sibuk dengan tugas-tugas atau pekerjaan, sehingga waktu untuk beribadah menjadi lebih terbatas. Mungkin juga kita telah pindah ke tempat baru yang tidak se-ramai dan seramah tempat asal kita, sehingga kebersamaan dalam merayakan Ramadhan tidak lagi terasa seperti dulu.

Ada juga perubahan dalam prioritas dan nilai-nilai yang kita miliki ketika beranjak dewasa. Mungkin kita lebih fokus pada kesuksesan dunia, sehingga kebersamaan dan kegembiraan dalam menjalankan ibadah Ramadhan menjadi kurang diperhatikan. Kehadiran teknologi juga turut berperan, di mana kita lebih sering terpaku pada layar gadget daripada berinteraksi secara langsung dengan keluarga dan teman-teman dalam merayakan Ramadhan.

Meskipun suasana Ramadhan yang kita rasakan saat beranjak dewasa mungkin berbeda dengan masa kecil kita, hal itu tidak berarti kita harus kehilangan semangat dan makna dalam menjalankan ibadah di bulan yang mulia ini. Kita masih bisa menciptakan suasana yang kental dengan kebersamaan dan kebaikan, meskipun dalam skala yang lebih sederhana. Kita bisa mengambil inisiatif untuk lebih terlibat dalam aktivitas keagamaan dan sosial di komunitas kita, serta memanfaatkan teknologi untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman-teman yang jauh.

Penting untuk diingat bahwa Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus selama siang hari, tetapi juga tentang meningkatkan keimanan, memperbanyak ibadah, dan mempererat hubungan sosial. Meskipun suasana yang kita rasakan mungkin berbeda dari masa kecil, semangat Ramadhan yang sejati tetap ada di dalam hati setiap muslim, siap untuk dibangkitkan dan dihidupkan kembali setiap tahunnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun