Dampak positif adanya kebijakan PEN, ternyata tidak tegak lurus dengan pelaksanaan di lapangan. Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat berbagai macam kecurangan atas program-program PEN. Dari laporan penayalahgunaan bantuan sosial yang dihimpun ICW di tahun 2020, 18,89% diantaranya terkait BLT-DD.
Meskipun terdapat catatan buruk, Panggungharjo memiliki ceritanya sendiri. BLT DD di Panggungharjo tidak diberikan tunai. Selain untuk menutup celah korupsi, kebijakan ini dipilih Wahyudi untuk memperluas kebermanfaatan BLT DD.
Konsep dasarnya adalah menahan perputaran uang di tingkat desa selama mungkin. Sehingga BLT yang memangkas lebih dari 30% dari total Dana Desa, tidak hanya dinikmati segelintir orang. Untuk itu, BLT DD di Panggungharjo diberikan berupa "saldo" belanja di pasardesa.id.
Maka setiap pesanan warga yang memperoleh BLT DD akan dibelanjakan tim pasardesa.id ke warung lokal di Panggungharjo. Dengan konsep ini, uang BLT DD tidak akan dibelanjakan di ritel modern maupun untuk kebutuhan non primer.
Cerita tentang Varian Delta
Saat varian Delta merebak dengan penularan cepat, metode lockdown seperti yang sebelumnya dilakukan Panggungharjo sudah tidak efektif karena sudah terjadinya transmisi lokal. Langkah yang dilakukan oleh Wahyudi menghadapi varian ini adalah dengan membuka shelter karantina. Shelter ini diperuntukan untuk warga yang positif Covid-19 tetapi tidak memungkinkan karantina di rumah. Panggungharjo yang padat penduduknya mengharuskan langkah ini agar penularan lebih terkontrol.
Warga yang melakukan isolasi di shelter, kebutuhan sehari-harinya dicukupi oleh Pemerintah Desa. Selain itu terdapat pengencekan dan memonitoring kondisi kesehatan. Serta terdapat aktivitas bersama seperti olahraga hingga menonton film.
Di masa ini, Wahyudi hadir sebagai pemimpin yang langsung terjun ke lapangan. Hari-harinya dilewati dengan memakai Alat Pelindung Diri (APD), menenteng tabung oksigen, dan sejumlah peralatan untuk mengecek kondisi Kesehatan warga.
Tak jarang dia menunggui warganya yang sedang berjuang melawan Covid sampai warga tersebut tertidur pulas. Baginya, perhatian terhadap kesehatan mental dan psikologis warga yang terinfeksi Covid-19 sama pentingnya dengan dukungan medis.
Kehadirannya di lapangan bukan sekadar formalitas, Wahyudi menyadari bahwa dengan berada di sisi warga, ia memberikan mereka harapan dan kekuatan untuk tetap bertahan. Sosoknya, sebagai representasi negara turut menyampaikan pesan bahwa mereka tidak berjuang sendirian.Â
Kehangatan empati yang ia tunjukkan menjadi sumber semangat yang menular, mengubah ketakutan menjadi tekad untuk pulih bersama.