Mohon tunggu...
Mizdad Hudani
Mizdad Hudani Mohon Tunggu... Teknisi - Pekerja Swasta

Mengalir saja

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kisah Panjang Covid-19 dan Kepemimpinan Adaptif Wahyudi Anggoro Hadi

7 November 2024   19:10 Diperbarui: 7 November 2024   19:10 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wahyudi Anggoro Hadi Menemani Warganya yang Positif Covid-19 (Source: FB Wahyudi Anggoro Hadi)

Dampak positif adanya kebijakan PEN, ternyata tidak tegak lurus dengan pelaksanaan di lapangan. Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat berbagai macam kecurangan atas program-program PEN. Dari laporan penayalahgunaan bantuan sosial yang dihimpun ICW di tahun 2020, 18,89% diantaranya terkait BLT-DD.

Meskipun terdapat catatan buruk, Panggungharjo memiliki ceritanya sendiri. BLT DD di Panggungharjo tidak diberikan tunai. Selain untuk menutup celah korupsi, kebijakan ini dipilih Wahyudi untuk memperluas kebermanfaatan BLT DD.

Konsep dasarnya adalah menahan perputaran uang di tingkat desa selama mungkin. Sehingga BLT yang memangkas lebih dari 30% dari total Dana Desa, tidak hanya dinikmati segelintir orang. Untuk itu, BLT DD di Panggungharjo diberikan berupa "saldo" belanja di pasardesa.id.

Maka setiap pesanan warga yang memperoleh BLT DD akan dibelanjakan tim pasardesa.id ke warung lokal di Panggungharjo. Dengan konsep ini, uang BLT DD tidak akan dibelanjakan di ritel modern maupun untuk kebutuhan non primer.

Cerita tentang Varian Delta

Saat varian Delta merebak dengan penularan cepat, metode lockdown seperti yang sebelumnya dilakukan Panggungharjo sudah tidak efektif karena sudah terjadinya transmisi lokal. Langkah yang dilakukan oleh Wahyudi menghadapi varian ini adalah dengan membuka shelter karantina. Shelter ini diperuntukan untuk warga yang positif Covid-19 tetapi tidak memungkinkan karantina di rumah. Panggungharjo yang padat penduduknya mengharuskan langkah ini agar penularan lebih terkontrol.

Warga yang melakukan isolasi di shelter, kebutuhan sehari-harinya dicukupi oleh Pemerintah Desa. Selain itu terdapat pengencekan dan memonitoring kondisi kesehatan. Serta terdapat aktivitas bersama seperti olahraga hingga menonton film.

Di masa ini, Wahyudi hadir sebagai pemimpin yang langsung terjun ke lapangan. Hari-harinya dilewati dengan memakai Alat Pelindung Diri (APD), menenteng tabung oksigen, dan sejumlah peralatan untuk mengecek kondisi Kesehatan warga.

Tak jarang dia menunggui warganya yang sedang berjuang melawan Covid sampai warga tersebut tertidur pulas. Baginya, perhatian terhadap kesehatan mental dan psikologis warga yang terinfeksi Covid-19 sama pentingnya dengan dukungan medis.

Kehadirannya di lapangan bukan sekadar formalitas, Wahyudi menyadari bahwa dengan berada di sisi warga, ia memberikan mereka harapan dan kekuatan untuk tetap bertahan. Sosoknya, sebagai representasi negara turut menyampaikan pesan bahwa mereka tidak berjuang sendirian. 

Kehangatan empati yang ia tunjukkan menjadi sumber semangat yang menular, mengubah ketakutan menjadi tekad untuk pulih bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun