Di sebuah desa yang dikelilingi sawah hijau dan pegunungan, terdapat sebuah rumah adat Jawa yang megah dan penuh pesona, dikenal dengan nama Joglo. Rumah ini berdiri dengan anggun di tengah-tengah lingkungan alami, atapnya yang berbentuk limas dan terbuat dari anyaman bambu serta alang-alang menjulang tinggi seolah melambangkan kekuatan dan keindahan tradisi Jawa. Setiap pagi, sinar matahari menerangi rumah ini, menciptakan kilauan lembut pada permukaan atap dan dinding yang terbuat dari anyaman bambu yang dilapisi plester putih.
Begitu memasuki rumah, pengunjung disambut oleh ruang utama, atau Pendopo, yang luas dan dikelilingi tiang-tiang tinggi dari kayu jati. Tiang-tiang ini memberi kesan megah dan kokoh, seakan menyangga cerita-cerita yang telah terukir dalam setiap serat kayu. Di tengah ruangan, terdapat meja kayu besar dikelilingi kursi ukir yang elegan, menciptakan suasana hangat dan akrab di mana keluarga berkumpul untuk berbagi cerita dan makan bersama. Dinding rumah, yang terbuat dari anyaman bambu dan plester putih, memberi kesan bersih dan cerah, sementara jendela-jendela kecil dengan kisi-kisi kayu memungkinkan cahaya matahari masuk dan angin segar berhembus.
Halaman belakang rumah dipenuhi dengan taman kecil yang tertata rapi, dihiasi dengan berbagai bunga berwarna-warni dan tanaman hijau yang menyejukkan mata. Di sudut halaman, sebuah kolam ikan kecil dengan air yang ber gemericik menambah suasana damai. Suara gemericik air dari kolam dan riuhnya ikan yang berenang memberikan ketenangan yang menyegarkan. Tempat ini merupakan area favorit keluarga untuk bersantai, dan menikmati keindahan alam di sekitar mereka.
Saat malam tiba, rumah Joglo ini bertransformasi menjadi tempat yang penuh kehangatan dan keindahan. Lampu-lampu tembaga menggantung di ruangan, memancarkan cahaya lembut yang menari di dinding dan menciptakan suasana yang romantis. Keluarga berkumpul di Pendopo, berbagi tawa dan cerita di bawah pencahayaan yang hangat, merayakan kebersamaan mereka. Rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah simbol dari kekayaan budaya Jawa yang tetap terjaga dan hidup dalam setiap momen yang dibagikan di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H