Mohon tunggu...
Miza Mazaza
Miza Mazaza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Faktor-faktor Yang Mendorong Radikalisme Dikalangan Mahasiswa

12 September 2023   20:17 Diperbarui: 12 September 2023   20:47 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Radikalisme yang ada di Indonesia pada saat hari ini masih menjadi perbincangan yang sangat menarik dan terus semakin menghangat. Radikalisme dan Terorisme adalah dua hal yang tidak bisa disamakan walaupun keduanya berhubunga. Terorisme sendiri secara jelas telah mencakup perilaku kriminal untuk tujuan-tujuan politik. Radikalisme agama lebih menekankan pada persoalan intern agama, sedangakan terorisme lebih merupakan gejala global yang memerlukan tindakan global. Radikalisme merupakan isu yang menjadi perhatian global dalam beberapa tahun terakhir. Berbeda dengan kelompok pelajar, kelompok yang seharusnya menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. Namun, beberapa mahasiswa terlibat dalam aktivitas radikal yang dapat membahayakan stabilitas sosial dan politik.

Gerakan Radikalisme semenjak beberapa tahun ini sudah masuk ke dunia pendidikan. Dan gerakan radikal tersebut banyak menyusupkan pahamnya dan memperluas jangkauan jaringannya di dunia kampus. Dimana para Mahasiswa masih proses mencari identitas diri dan tahap belajar mengani banyak hal, mahasiswa menjadi sasaran yang paling strategis untuk memperkuat gerakan radikalisme ini, karena mahsiswa mempunyai jangkauan pergaulan luas dan relatif otonom, dianggap oleh gerakan radikal sebagai sarana yang paling pas dan mudah untuk memproliferasi paham-paham radikal yang mereka perjuangkan. Persentuhan kalangan mahasiswa dengan radikalisme islam tentu bukan sesuatu yang muncul sendiri di tengah-tengah lingkungan kampus. Faktor munculnya radikalisme di kalangan mahasiswa di pengaruhi oleh faktor Psikologis, kondisi politik tanah air serta internasional, teks keagamaan tekstualitas, hilangnya figur panutan sehingga mencari figur kharismatik yang baru. Perkembangan ilmu pengetahuan serta perkembangan teknologi turut serta berkontribusi terhadap berkembangnya berbagai faktor yang menyebabkan seseorang terlibat dalam radikalisme agama. Dan perubahan sosial menyebabkan degradesi moralitas terjadi dengan mudah. Mahasiswa dapat terpengaruh oleh paham radikal karena sejumlah faktor kompleks yang bisa memengaruhi pandangan dan perilaku mereka. Beberapa alasan utama termasuk: 

1)Isolasi Sosial, Beberapa mahasiswa mungkin merasa terisolasi atau tidak diterima di lingkungan kampus atau masyarakat mereka. Paham radikal dapat memberikan rasa keanggotaan dalam kelompok yang menerima mereka dan mengakui perasaan ketidakpuasan mereka.

2)Kesenjangan sosial dan Ekonomi, Ketidakpuasan terhadap kesenjangan sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi mahasiswa untuk mencari solusi radikal. Mereka mungkin melihat paham radikal sebagai cara untuk mengatasi masalah ketidaksetaraan yang mereka alami atau yang mereka lihat dalam masyarakat.

3)Kurangnya Pendidikan dan Informasi, Mahasiswa yang kurang terdidik atau memiliki akses terbatas pada informasi yang seimbang mungkin lebih rentan terhadap propaganda dan penyebaran paham radikal. kurangnya pendidikan dan akses terhadap informasi yang seimbang dapat meningkatkan kerentanan seseorang terhadap propaganda dan penyebaran paham radikal. Ini adalah masalah serius yang dapat memengaruhi berbagai kelompok, termasuk mahasiswa.

Kondisi lingkungan kampus dan pengetahuan keagamaan secara tidak langsung meningkatkan frekuensi perilaku keberagamaan melalui sikap keberagamaan. Seiring dengan bertambahnya usia keimanan maka akan menuju pada realitas. Pada usia mahasiswa yang masuk dalam kategori dewasa awal, kemampuan berpikir secara abstrak telah berkembang dengan baik sehingga mampu menerima, memahami ajaran agama yang berhubungan dengan masalah gaib, abstrak, dan rohaniah. Pengetahuan keagamaan yang dimiliki oleh mahasiswa telah sampai pada pemikiran yang realistis, menumbuhkan kesadaran beragama sebagai akibat dari berkembangnya pola-pola pikir keagamannya merangsang dan mendorong untuk beribadah atau berperilaku sesuai dengan pengetahuan keagamaan yang dimilikinya. Kondisi ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Ajzen dan Fishbein (1975) bahwa pengaruh faktor eksternal dari perilaku dapat mempengaruhi perilaku melalui sikap dan norma subyektif atau pandangan diri yang bersangkutan terhadap objek yang berada di luar dirinya, dan dari sikap dan norma subyektif akan mempengaruhi perilaku.

DAFTAR PUSTAKA

Fanani, A. F. (2013). Fenomena radikalisme di kalangan kaum muda. Jurnal Maarif, 8(1), 4-13.

https://media.neliti.com/media/publications/57583-ID-radikalisme-islam-di-kalangan-mahasiswa.pdf (Diakses pada tanggal 12 September 2023, jam 00.41)

Widyaningsih, R., Sumiyem, S., & Kuntarto, K. (2017, November). Kerentanan radikalisme agama di kalangan anak muda. In Prosiding Seminar Nasional LPPM Unsoed (Vol. 7, No. 1).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun