Asesmen dalam Kurikulum Merdeka (KM) berfokus pada pemahaman yang lebih tinggi, bukan sekadar proses kognitif yang sederhana. Dalam hal ini, penting untuk mengaitkan asesmen dengan Capaian Pembelajaran (CP) yang lebih abstrak dan umum. CP tidak hanya mencakup pengetahuan, tetapi juga kemampuan murid untuk menjelaskan, menginterpretasi, dan mengaplikasikan informasi dengan berbagai perspektif.
Tighe dan Wiggins (2005) menjelaskan bahwa pemahaman adalah proses berpikir tingkat tinggi yang melibatkan enam bentuk kemampuan. Ini termasuk penjelasan, di mana murid harus dapat mendeskripsikan ide dengan kata-kata mereka sendiri dan membangun hubungan antara konsep yang berbeda. Oleh karena itu, asesmen harus dirancang untuk mengukur kemampuan ini, bukan hanya hasil akhir yang bersifat kuantitatif.
Dalam merancang asesmen, Anda perlu mempertimbangkan bagaimana murid dapat menunjukkan pemahaman mereka. Misalnya, Anda bisa menggunakan rubrik yang menilai kemampuan mereka dalam menjelaskan ide, memberikan contoh, dan mengaitkan informasi dengan pengalaman mereka. Ini akan membantu Anda mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang pemahaman murid.
Dengan demikian, asesmen harus menjadi alat untuk mendukung proses pembelajaran, bukan hanya sebagai alat evaluasi. Anda dapat menciptakan suasana di mana murid merasa nyaman untuk mengekspresikan pemahaman mereka dan berkolaborasi dengan teman-teman mereka. Ini akan meningkatkan keterlibatan dan motivasi murid dalam belajar.
Asesmen as, for, dan of learning
Asesmen as learning merujuk pada proses di mana murid terlibat aktif dalam pembelajaran mereka sendiri. Dalam konteks ini, asesmen berfungsi sebagai alat bagi murid untuk merefleksikan pemahaman mereka dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Dengan demikian, murid dapat mengambil tanggung jawab atas proses belajar mereka dan mengembangkan keterampilan metakognisi.
Asesmen for learning adalah asesmen yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Dalam hal ini, pendidik menggunakan hasil asesmen untuk memahami kebutuhan murid dan merancang pengalaman belajar yang lebih sesuai. Asesmen ini memberikan umpan balik yang konstruktif kepada murid, sehingga mereka dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka secara berkelanjutan.
Asesmen of learning berfungsi untuk mengevaluasi sejauh mana murid telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Ini biasanya dilakukan melalui tes atau penilaian akhir yang memberikan gambaran tentang pencapaian murid. Dalam konteks ini, asesmen berfungsi sebagai indikator untuk menilai kualitas pembelajaran yang telah dialami oleh murid.
Ketiga jenis asesmen ini saling melengkapi dan penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi murid. Pendidik perlu memahami bahwa setiap murid memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga asesmen harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan mereka. Dengan pendekatan yang tepat, asesmen dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang positif bagi setiap murid.
Asesmen sebagai Bukti Pembelajaran