Mohon tunggu...
Sukmawati Varamitha
Sukmawati Varamitha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang mahasiswi yang selalu minat mencari ilmu dari berbagai bidang. Namun suatu saat, kemalasan melanda, tak akan maksimal upaya yang dilakukannya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenali Gangguan Skizofrenia Paranoid

13 Maret 2011   10:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:49 3183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernahkah mendapati seseorang yang terlihat “dingin”, menjaga jarak, licik, pembohong dan tidak punya rasa humor? Sangat tidak percaya pada orang lainsehingga hubungan sosialnya buruk namun masih bisa bekerja , juga terlalu sensitif terhadap kritikan nyata atau yang dibayangkan? Pahamilah gejala tersebut dari seorang penderita skizofrenia paranoid.

Skizofrenia merupakan gangguan klinis dari berbagai keadaan sebab-sebab psikologis yang sangat mengganggu yang melibatkan proses berpikir, emosi, persepsi, dan tingkah laku. Umumnya penderita memiliki perasaan curiga yang berulang-ulang dan cenderung untuk menginterpretasi perilaku orang lain sebagai hal yang mengancam atau merendahkan dirinya. Mereka cenderung argumentatif dan tidak berusaha mencari penanganan suatu hal, tetapi justru memandang orang lain sebagai penyebab dari masalah mereka. Terkadang mengalami halusinasi berkaitan dengan kecurigaan dan kecemasan yang dialaminya terhadap ancaman bahaya dari orang lain, meskipun hal tersebut tidak didasari pada bukti yang nyata. Gangguan ini biasanya terjadi pada orang berusia kisaran 30 tahun ke atas, baik pria maupun wanita.

Pendekatan yang intensif perlu dilakukan bagi penderita skizofrenia paranoid. Memberikan pengertian dan pemahaman mengenai gangguan psikologis yang mereka derita. Sering kontak singkat dengan penderita agar menghindari kebiasaan merenung dan menyendiri untuk mengurangi timbulnya halusinasi, kecemasan, dan interpretasi yang salah mengenai perilaku orang lain. Keluarga terdekat yang memiliki andil terbesar dalam hal ini. Sosialisasi juga penting dilakukan terhadap kerabat, tetangga, dan masyarakat umum agar dapat mendukung proses pemulihan penderita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun