Ternyata dikritik bukanlah hal yang gampang untuk diterima dengan hati yang benar-benar lapang. Apalagi kalau kritikan itu disampaikan dengan nada atau kata-kata yang pedas. Kritik punya dua sifat, positif dan negatif. Kritik positif lebih punya manfaat membangun atau sebagai bahan introspeksi. Ketika kita bisa menerima kritik ini dengan hati yang terbuka, bukan gerutu yang keluar tapi ucapan terima kasih pada si pengritik. Tapi jika tidak, maka hanya akan menimbulkan sakit hati. Kritik negatif, hanya punya maksud menjatuhkan, meremehkan, ungkapan ketidaksukaan dan hal-hal yang hanya memanaskan telinga dan hati.
Lebih mudah bagi kita untuk jadi pengritik daripada jadi objek kritik. Karna mungkin sudah jadi salah satu sifat manusia, lebih gampang melihat kesalahan atau kekurangan orang lain daripada melihat kesalahan diri sendiri. Yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana kita bisa menghargai pendapat orang lain, sehingga ketika kita ingin menyampaikan pendapat kita tentang orang lain pun bisa kita sampaikan dengan cara yang elegan tanpa harus menyinggung orang yang bersangkutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H