Tuhan... aku ingin bicara, tentang hidup, tentang rasa, tentang harapan, dan tentang kita.
Tuhan, kadang-kadang hidup terasa begitu menggemaskan, kadang-kadang menggelikan, tapi tidak jarang juga terasa memilukan. Aku mengakui kalau Kau ini Guru Terhebat, yang selalu siap mengajari aku ini dan itu, yang menciptakan "kurikulum" hidup yang jitu bagi setiap orang, lengkap dengan PR dan soal-soal ujiannya. Tapi aku tahu, Kau bukan tipe "Guru Killer" yang galak dan suka menghukum anak didiknya yang lemot atau telmi, susah dibilangin alias ndablek, nakal, kurang ajar, dan seenaknya sendiri. Kau ini Guru yang pinter, sabar, dan tlaten.
Aku senang bisa memanggilMu Bapak. Karna sebagai anak aku merasa terlindungi. Kau bukan Bapak yang otoriter tapi disiplin. Ketika aku berbuat salah, Kau tidak memukulku tapi mengingatkanku. Aku akui kadang aku sedikit nglunjak, saat Kau bersikap lunak seperti ini.
Aku merasa sangat nyaman ketika menyadari bahwa aku memilikiMu sebagai sahabatku. Karna aku bisa curhat atau cerita tentang apapun denganMu. Tentang pekerjaan, pacar, teman, musuh. Saat aku jatuh cinta, marah, benci, senang, sedih, bahkan saat aku tidak merasakan apapun. Kau selalu setia mendengarkan curhatku. Dan biasanya aku merasa lega setelah curhat denganMu.
Tuhan, boleh aku minta satu hal dariMU?? Tolong jangan biarkan aku melepaskan genggaman tanganMu..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H