Mohon tunggu...
Mita Cornila
Mita Cornila Mohon Tunggu... Mahasiswa - murid

Bukan orang kreatif, tapi maksa terjun di dunia kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langkah

16 Maret 2022   22:10 Diperbarui: 16 Maret 2022   22:14 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by hissetmehurriyeti from Pexels 

Terik mentari menyamarkan laju serangkaian besi itu
Diiringi peluit khas, semakin mendekat
Deru yang perlahan menggetarkan pijakan
Langkah dipercepat mencari ruang
Sedikit desakan karena beda arah

Langkah terhenti
Duduk, sandarkan beban
Hampir tak temui orang tua di sini
Menerka pembicaraan sekitar ialah desus tanda pejuang

Pandangan tak lepas ke arah jendela
Sawah, pemukiman, perkotaan dilewati dan ditinggalkan
Hingga sampai mengantar diri pada tempat perjuangan
Semua keluar dengan raut semangat bercampur payah
Langkah melemah seiring dengan senja yang perlahan menghilang
Topeng candaan hanyalah penghibur untuk raga yang kepayahan

(Secuil cerita di tahun dua ribu sembilan belas, antara Madiun dan Surabaya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun