Mohon tunggu...
Mita Aliyah
Mita Aliyah Mohon Tunggu... -

Aku pengen terkenal...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku...

27 September 2012   04:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:37 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

In The My sweet bed, 25 September 2012 Aku melakukan kesalahan lagi. So sad hari ini . Dia yang slalu baik hati ke aku, yang selalu care sama aku, selalu memberi apa yang aku mau, selalu berbagi senyum manjanya ke aku, dan selalu tau gimana aku. Tapi, apa gunanya semua itu bila aku merusaknya sedikit saja. Oh God, maafkan aku. Apakah ada kata yang lebih luar biasa daripada kata maav? Apakah ada kesalahan yang lebih fatal daripada kesalahanku ini? Dan apakah ada orang yang lebih kejam dari perlakuanmu ini ke aku? Jawabannya aku gak tau.! :-@ Aku hanyalah seorang cewek yang ingin dimengerti. Yang ingin dipahami. Yang ingin disayang. Yang ingin dicinta apa adanya. Yang ingin dipuji setiap harinya. Yang ingin disanjung setiap jamnya. Yang ingin dinomer satukan setiap denyut jantungnya. Yang ingin dimanja setiap kalinya. Dan yang ingin diajarkan apa itu arti cinta sesungguhnya. Aku tak berharap apa-apa dan aku tak memberi harapan apa-apa. kau yang melengkapi dan aku yang mengurangi. Hatikulah yang saat ini dibekukan oleh sikap egoisku. Aku memang egois, tetapi jauh dari ke-egoisanku adalah wujud dari sebagian rasa kasihku padamu. Setiap kali air mata yang kukeluarkan adalah, sebagian dari itu kaulah sebagian dari ini semua. Sebagian dari kecemburuanku adl bukti bahwa ku tak ingin berpisah denganmu. Percayalah…. Mita Aliyah, itulah aku. Aku yang polos. Ceplas-ceplos. Lugu. Plin-plan. Lemot. Pembuat onar. Penyakit hati. Dan itulah aku untuk hari ini, bukan untuk hari kemarin dan juga bukan untuk hari esok seterusnya. Hari ini, lengkap sudah aku yang hanya bisa pasrah pada keadaan. Yang hanya bisa menundukkan kepala. Yang hanya bisa menghabiskan kerlingan air mata. Yang hanya bisa menggerogoti hati yang tak bersalah. Dan yang hanya bisa berdiam diri dengan keadaan yang sudah di ujung tombak. Dan saya tekankan lagi, itulah aku yang saat ini, hari ini dan hanya pada waktu kali ini.

“Mita Aliyah”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun