Dalam simpuh pagi yang teduh
kau datang bagai pohon rindang
menawarkan teduh di tengah terik
mengajarkanku percaya pada pelukan angin
Namun, di balik daun-daun itu
terselip duri yang tak terlihat
tajamnya membungkam dalam keheningan
menusuk perlahan, tanpa ampun
Aku berdiri di hamparan abu
dari api yang kau nyalakan diam-diam
kau bukan angin yang menyejukkan
Melainkan engkau adalah angin fhon
Kini kututup lorong ke hatiku
tak lagi kubiarkan topeng memimpin
karena teduh yang palsu lebih kejam
dari terik yang jujur dalam sinarnya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI