Mohon tunggu...
Mita Rahmalia
Mita Rahmalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Pahami Perilaku Konsumen, Cuan Auto Ngalir!

9 Juli 2023   13:20 Diperbarui: 9 Juli 2023   13:25 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.istockphoto.com/

Pandemi COVID-19 membawa banyak dampak pada sektor kehidupan tanpa terkecuali. Ada banyak perubahan dalam rangka penyesuaian diri dengan keadaan selama pandemi itu juga. Seperti kegiatan transaksi barang seketika berubah menjadi online atau melalui e-commerce dengan tujuan meminimalkan seminimal mungkin interaksi dengan orang lain, lebih memilih mengunjungi supermarket ketimbang pasar tradisional, pekerjaan pun dilaksanakan dari rumah, kegiatan yang mengharuskan mengunjungi tempat umum harus dihindari terlebih dahulu, mensterilkan diri maupun barang jika berasal dari luar rumah, dan masih banyak lagi Hal tersebut dapat terjadi karena adanya upaya memutus rantai penyebaran COVID-19. Selain itu adanya pemberlakuan isolasi dan PPDB selama masa pandemi COVID-19 juga menjadi faktor penyebabnya. Yang mana membuat masyarakat mau tidak mau tidak keluar rumah terlebih dahulu dalam sementara waktu. Pembatasan ruang gerak dalam rangka menekan angka penularan virus COVID-19 itu pun kemudian mempengaruhi perilaku masyarakat secara menyeluruh, termasuk pada selera serta pola konsumsi masyarakat. Hal ini berkaitan dengan perilaku konsumen. Sehingga jika pandemi berakhir maka keadaan akan berjalan kembali seperti sebelum pandemi melanda. Maka, akan ada perubahan kembali pada perilaku konsumen dari masyarakat. 

Berdasarkan informasi dari Kominfo.go.id, disampaikan bahwa Presiden RI akan segera mengumumkan transisi pandemi menuju endemi pada Juni 2023 lalu. Meskipun WHO belum mengumumkan secara resmi bahwa COVID-19 sudah mencapai endemi, tetapi situasi di Indonesia saat ini sudah hampir kembali seperti pandemi melanda. Ditunjukkan dengan mulai dibukanya kembali tempat rekreasi, pusat perbelanjaan, public space, dan usaha jasa yang menawarkan pelayanan jasa seperti penginapan sudah ramai pengunjung lagi. Salah satu objek wisata yang sudah mengalami peningkatan jumlah kunjungan yaitu di Provinsi Bali. Menurut statistik dari Badan Pusat Statistik, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Bali pada bulan Mei 2023 tercatat sebanyak 439.475 kunjungan. Angka ini naik 6,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 411.510 kunjungan. Hal ini, berbanding terbalik pada tahun 2020 lalu dimana Bali mencatat bahwa tahun tersebut merupakan tahun terendah mereka mendapatkan kunjungan terendah selama 4 tahun belakangan dari 2020.  Hal ini sejalan dengan  survei prediksi perilaku masyarakat yang dilakukan oleh Hasyim, dkk. pada tahun 2020 yang menunjukkan bahwa orientasi konsumsi masyarakat pasca pandemi mengarah pada sektor jasa pure services seperti traveling dan jasa wisata, sektor jasa hybrid seperti kuliner, dam major service seperti perawatan kecantikan dan kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi para pengusaha untuk memahami perilaku konsumen. Karena hal tersebut dapat membuat para  pengusaha untuk mempersiapkan segala sumber daya yang mereka miliki untuk kembali bangkit setelah pandemi. Namun tidak hanya pengusaha saja yang berperan aktif, jika kaitannya dengan sektor ekonomi pemerintah juga harus turut andil dalam merespon perubahan perilaku konsumen yang akan terjadi. 

Adapun hal yang dapat dilakukan oleh pengusaha untuk mulai menghidupkan kembali sektor pariwisata yang mereka miliki menurut penelitian yang dilakukan oleh Triwahono, dkk. pada tahun 2023 yaitu dengan beberapa strategi berikut antara lain.

  1. Promosi pariwisata melalui kegiatan kehumasan. Secara umum humas diketahui sebagai sebuah proses interaksi dengan publik yang akan menciptakan opini publik dengan masukan yang membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Kegiatan kehumasan bertujuan untuk menumbuhkan citra baik suatu objek. Peran humas sendiri adalah menciptakan hubungan baik antara lembaga dengan publik, baik itu pihak internal maupun eksternal. Dari pengertian di atas sudah jelas bukan, jika kegiatan kehumasan sudah pastinya mengarah pada pembangunan citra baik suatu lembaga di mata publik. Sehingga jika pengusaha turut serta dalam kegiatan kehumasan maka akan sangat bermanfaat bagi sektor pariwisata yang bersangkutan tersebut (Yahya, 2020).

  1. Pengembangan pariwisata. Pengembangan pariwisata perlu dilakukan untuk lebih banyak menarik wisatawan untuk berkunjung. Hal ini dikarenakan konsumen pastinya membutuhkan suasana baru dari tahun sebelum pandemi. Selain itu juga, karena jarak yang cukup lama juga akibat pandemi menuju masa sekarang ini sudah pastinya objek wisata yang dulunya ramai pastinya mulai kehilangan eksistensinya. Entah karena sudah tidak menarik lagi, tempat atau pelayanan yang berubah, atau karena adanya kompetitor lain yang menyuguhkan hal yang lebih baru dan menarik. Oleh karena itu, pengembangan ini sangat dianjurkan untuk dilakukan. Pengelola pariwisata dapat melakukan pengembangan dibidang pelayanan, fasilitas, pembuatan merchandise, atau nuansa yang ditawarkan.

Kesimpulan

Dengan demikian kita ketahui bahwa efek yang diberikan oleh pandemi kepada kehidupan ini sangatlah besar. Salah satunya kepada pola konsumsi masyarakat. Pandemi membuat perilaku konsumen berubah menyesuaikan dengan keadaan yang ada. Sehingga secara otomatis pula perilaku konsumen akan berubah lagi ketika tidak berada di masa pandemi. Berubah ke arah mana? Tentunya mengarah pada era new normal, bukan ke era sebelum pandemi. Meskipun era new normal nampaknya sama dengan era sebelum pandem. Namun, masih ada perilaku yang masyarakat sampai saat ini pertahankan dari perilaku saat era pandemi.  Adapun perubahan perilaku konsumen yang terjadi salah satunya pada konsumsi kebutuhan rekreasi. Menurut survei yang ada kebutuhan konsumsi masyarakat setelah pandemi adalah rekreasi. Hal inilah yang membuat mengapa para pengusaha harus dapat memahami perilaku konsumen. Karena akan membuat mereka mempersiapkan lebih dini terkait keadaan menguntungkan yang akan ada di masa mendatang.

Referensi : 

BPS Provinsi Bali. 2023. Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali Mei 2023 https://bali.bps.go.id/pressrelease/2023/07/03/717792/perkembangan-pariwisata-provinsi-bali-mei-2023.html 

Hasyim, dkk. (2020). Memprediksi Orientasi Perilaku Konsumen Pasca Pandemi Covid19. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 7 (1), 63-66, doi : https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/ABD/article/view/3722

Infografis Perkembangan pariwisata Provinsi Bali Juni 2023 https://bali.bps.go.id/backend/images/Infografis-Pariwisata-Rilis-Agustus-2020-ind.JPG 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun