Mohon tunggu...
MITA WIDIAH
MITA WIDIAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Suku Jawa

Hobiku membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Humanisme Sekuler

22 April 2021   15:48 Diperbarui: 22 April 2021   15:53 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Humanisme adalah kebudayaan dalam beretika, dan cakupannya telah meluas ke semua ras manusia. Salah satu aliran humanisme adalah humanisme sekuler yang mencerminkan pesatnya arus globalisasi, kekuatan teknologi dan tergerusnya nilai agama. Humanisme sekuler adalah segala apa yang ada di dunia ini di pandang berdasarkan logika. Mereka yang termasuk dalam kategori ini percaya bahwa sebuah ideologi tidak bisa diterima dengan begitu saja tanpa ditelusuri terlebih dahulu supaya dapat dipertanggungjawabkan. 

Perkembangan zaman yang melaju pesat seperti sekarang ini mengubah tatanan kehidupan semakin maju sehingga menjadikan teknologi -- teknologi semakin canggih dan terdepan, segala macam aktivitas sehari -- hari dilandasi dan tidak dapat dilepas dari teknologi,  semua hal dengan mudah dan cepat bisa diselesaikan, kebutuhan manusia dapat dipenuhi.

Pesatnya Teknologi dan pemikiran dewasa ini dapat menjadi salah satu faktor utama timbulnya sekularisme. Sekularisme adalah ideologi politik yang memisahkan antara negara dan agama. Menurut ideologi ini sebuah negara atau institusi harus berdiri sendiri tanpa campur tangan agama. Sekularisme sangat berhubungan erat dengan berpikir kritis dan rasional.

Berbicara mengenai sekularisme kurang lengkap jika tidak mencantumkan Salah satu ilmuan yang sangat cerdas yang memisahkan antara sains dan agama yaitu Hawking. Beliau merupakan seorang ateis. Menurut pandangannya segala hal atau fenomena yang ada di dunia ini dapat dijelaskan dengan sains. Sekularisme memang sangat berkaitan erat dengan rasionalisme dan pemikiran analitis. Dengan kecanggihan teknologi pada abad ini menjadikan segala kebutuhan manusia terpenuhi. Dan dengan terpenuhinya segala kebutuhan manusia, manusia semakin tidak membutuhkan Tuhan atau Dewa -- Dewa.

Sekularisme tidak dapat diterima di dalam agama Islam, karena sekularisme bertentangan dengan pokok -- pokok ajaran Islam bahkan dianggap menyesatkan. Dalam pandangan paham sekularisme segala sesuatunya berfokus dengan keduniaan ( materi ) yang mendorong manusia untuk cinta terhadap dunia sehingga dengan segala cara mereka lakukan demi mendapatkan materi duniawi seolah mereka lupa adanya Tuhan serta beranggapan bahwa alam semesta ini ada dengan sendirinya sebagaimana mestinya tanpa campur tangan Tuhan.

Aliran Humanisme sekuler dapat kita jumpai di negara -- negara maju, salah satunya jepang. Seperti yang kita ketahui bahwa sistem tatanan kehidupan di negara Jepang sudah sangat baik, moral dan etika masyarakatnya sangat bagus. Disiplin, pekerjs keras, sopan, tekun, dan ramah adalah yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita ketika membayangkan negara ini. Namun disamping nilai moral masyarakatnya yang baik, negara ini menjadi salah satu negara yang kasus bunuh dirinya terbanyak. Sebagian masyarakat jepang merupakan seorang ateis, bahkan beranggapan agama tidak terlalu penting untuk mereka, mayoritas penduduk disana menganut agama shinto. Mereka menganggap agama hanya sebagai kebudayan sehingga mereka tidak memiliki rasa takut kepada Tuhan karena sebagian masyarakatnya tidak percaya dengan adanya Tuhan. Masyarakat jepang yang terkenal pekerja keras ketika menghadapi masalah mereka mudah sekali stress dan menganggap bunuh diri adalah solusinya, karena memang masyarakat jepang mempercayai bahwa bunuh diri bukan termasuk dosa melainkan sebuah tanggung jawab contohnya ritual seppuku dan harakiri.

Humanisme Sekuler tentunya memiliki dampak positif  yang dalam berpikir dianjurkan  untuk menggunakan nalar yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun di zaman yang berkembang sangat pesat seperti sekarang ini kita Sebagai umat manusia yang sejatinya memiliki akal dan pikiran tentunya harus digunakan untuk berpikir secara rasional tetapi tidak boleh melupakan hakikat dan kewajiban sebagai hamba Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun