Gambar dari flickr Memangkas pohon sepertinya belum jadi kebiasaan bagi kita. Kita sudah sangat terbiasa dengan jargon “Ayo Menanam Pohon”, lalu menanam pohon apa saja dengan bibit yang kondisinya apa saja lalu sesudah menanam pohon tersebut menyiraminya supaya cepat besar dan membiarkannya tumbuh ke arah yang diingininya. Tidak jarang pohon pinggir jalan yang sudah besar percabangannya terlalu rendah sehingga mengganggu mobil yang lewat. Atau kita harus menunduk ketika lewat dibawah pohon karena cabangnya menjuntai kebawah, pohon yang tumbuhnya miring mau rubuh, pohon yang memakan tempat karena dahan utamanya bercabang tiga dan sebagainya. Kalau pohon sudah besar dan dahannya mengganggu diperlukan tukang tebang pohon untuk menjinakkannya, dan biayanya cukup mahal. Biasanya tukang tebang pohon itu memangkas dengan semena-mena ujung-ujung dahan pohon sampai semua daunnya habis (topped off), tinggallah batang pohon tidak berdaun dengan bentuk percabangan yang tetap berantakan. Nanti ketika tunas-tunas daun sudah bertumbuhan pohon hasil tebangan itu akan menghasilkan lebih banyak lagi dahan-dahan dari tiap tunggulnya yang akibatnya pohon itu akan semakin aneh bentuknya dan percabangannya makin rapuh. Praktek pemenggalan pohon seperti ini ternyata melanggar hukum di kota San Francisco. Pelakunya akan kena denda, seperti bisa kita lihat webnya disini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H