Mohon tunggu...
Mita
Mita Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja dari rumah.

Minat yang terlalu sering berubah-ubah

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kok Pohonnya Ditebang?

6 Juni 2012   00:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:21 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Street of Jacaranda Trees

Gambar dari flickr Memangkas pohon sepertinya belum jadi kebiasaan bagi kita.  Kita sudah sangat terbiasa dengan jargon “Ayo Menanam Pohon”, lalu menanam pohon apa saja dengan bibit yang kondisinya apa saja lalu sesudah menanam pohon tersebut menyiraminya supaya cepat besar dan membiarkannya tumbuh ke arah yang diingininya.  Tidak jarang pohon pinggir jalan yang sudah besar percabangannya terlalu rendah sehingga mengganggu mobil yang lewat.  Atau kita harus menunduk ketika lewat dibawah pohon karena cabangnya menjuntai kebawah, pohon yang tumbuhnya miring mau rubuh, pohon yang memakan tempat karena dahan utamanya bercabang tiga dan sebagainya. Kalau pohon sudah besar dan dahannya mengganggu diperlukan tukang tebang pohon untuk menjinakkannya, dan biayanya cukup mahal.  Biasanya tukang tebang pohon itu memangkas dengan semena-mena ujung-ujung dahan pohon sampai semua daunnya habis (topped off), tinggallah batang pohon tidak berdaun dengan bentuk percabangan yang tetap berantakan.  Nanti ketika tunas-tunas daun sudah bertumbuhan pohon hasil tebangan itu akan menghasilkan lebih banyak lagi dahan-dahan dari tiap tunggulnya yang akibatnya pohon itu akan semakin aneh bentuknya dan percabangannya makin rapuh. Praktek pemenggalan pohon seperti ini ternyata melanggar hukum di kota San Francisco.  Pelakunya akan kena denda, seperti bisa kita lihat webnya disini.

Pohon yang dipenggal Gambar dari sini Untuk itu alangkah baiknya kalau pohon dipangkas mulai dari kecil, ketika bibit pohon sudah mulai stabil tumbuh bertunas.  Pangkas dahan secara selektif, jangan memangkas batang utama pohon, kecuali untuk pohon buah yang tidak ditanam dipinggir jalan. Tidak jarang ketika sedang memangkas pohon ada yang protes, “kok pohonnya ditebang?”.  Padahal memangkas pohon menandakan kasih sayang terhadap pohon, berbeda dengan menebang pohon.  Alangkah indahnya kalau pohon-pohon jalan di lingkungan perumahan kita dipangkas dengan rapi, hasilnya adalah pohon-pohon yang tegak tinggi tidak mengganggu secara visual maupun secara praktikal. Baca juga Maksud Saya Dipangkas, Bukan Dipenggal!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun