Dewi-dewi Lata, Uzza dan Manat terdapat dalam dalam al quran surat An Najm (53) 19-20 sbb:
Apakah kamu perhatikan Lata dan uzza? Dan Manat, ketiga yang lain?
Dalam Tarikh Tabari (838-923) Â dikisahkan Nabi disesatkan oleh setan ketika sedang menerima pewahyuan sehingga menambahkan dua ayat lagi sehingga seperti ini, yang disebut ayat-ayat setan:
Apakah kamu perhatikan Lata dan uzza? Dan Manat, ketiga yang lain? Mereka adalah gharaniq yang ditinggikan Yang syafaatnya diharapkan.
Kisah lengkapnya silakan baca disini. Kisah Tabari ini tidak termasuk dalam hadist karena sanadnya tidak lengkap. Interpretasi modern dari ketiga dewi, oleh thaliatook Al Uzza artinya ‘Yang Maha Kuasa’, juga dikenal sebagai Dewi Bintang Fajar.  Al Lat, merupakan bentuk feminin dari Allah, berarti ‘Dewi’.  Manat adalah seorang dewi waktu / nasib yang berwujud nenek tua.  Ketiganya dianggap sebagai puteri-puteri Allah, tapi ada juga yang menganggap Manat dan Lat adalah puteri dari Uzza. Uzza atau Sang Kuat adalah dewa Arab yang terkuat, Dewi dari bintang pagi dan malam, Venus.  Di Petra terdapat kuil untuknya.  Dia mempunyai hubungan dengan pohon akasia dan kuilnya di Nakhlah ditanami tiga pohon akasia tempatnya untuk turun ke bumi.  Uzza mempunyai kemiripan dengan Ishtar, sama-sama merupakan dewi cinta dan perang, dan kucing diasosiasikan dengannya. Lat, nama singkat dari al Illahat (sang Dewi) oleh Herodotus disebut Alilat yang disamakan dengan Aphrodite.  Dia dewi musim semi dan kesuburan, dewi bumi yang membawa kesuburan. (barangkali kalau di nusantara sama dengan Dewi Sri).  Simbolnya adalah bulan sabit.  Dia digambarkan membawa seikat gandum dan tangan lainnya membawa frankincense (wewangian/dupa).  Lambangnya ditemukan dalam banyak pembakaran dupa. Manat atau Manawayat merupakan dewi yang sangat kuno.  Dia disembah sebagai batu hitam di Qudayd, dekat Mekkah.  Dia dihubungkan dengan perziarahan besar.  Dia tercantum dalam kuburan-kuburan Nabatean yang memohonnya untuk mengutuk penjarah.  Dia adalah Dewi kematian, menuntun seseorang menuju kuburan dengan membawa cangkir kematian.  Dia digambarkan sebagai perempuan tua yang membawa cangkir.  Bulan menua diatas kepalanya merupakan simbol dari  Nenek Dewi Kematian. Hisham bin al Kalbi (737-819) menulis The Book of Idols / Buku Berhala (Kitab al asnam) yang menceritakan tentang berhala-berhala di Mekkah pada jaman nabi. Bin Kalbi sendiri sebagai seorang Persia menganggap orang Arab sebagai pencinta berhala.  Ini petikan dari Kitab Berhala Ibn Al Kalbi:
Allat didirikan di Thaif.  Dia berbentuk batu kubus disebelah orang yahudi menyiapkan bubur barley mereka (sawiq).  Dia dipelihara oleh bani Attab bin Malik dari Thaqif yang mendirikan bangunan diatasnya.  Qurais, seperti arab lainnyamenghormati Al Lat.  Mereka menamai anak-anak mereka Zaydallat dan Taymallat. Uzza merupakan dewi yang paling baru dibandingkan Manat dan Lat.  Abdul Uzza merupakan nama yang baru.  Berhalanya ada di lembah Nakhlat al Shamiyah antara Mekkah dan Irak.  Dia dibangunkan rumah oleh Zalim bin As’ad yang disebut Bas dimana orang bisa menerima petunjuk ramalan.  Selanjutnya Uzza menjadi dewi yang paling berpengaruh.  Mereka mengadakan perjalanan untuknya, memberikan sajian dan mencari kemurahannya dengan memberikan pengorbanan. Kami telah diberitahu bahwa Rasul Allah pernah berkata ini:Saya pernah mengorbankan seekor kambing putih untuk Al Uzza waktu saya masih menjadi pengikut keyakinan masyarakat saya.Orang Qurais mengitari Kabah dan mengucapkan:Demi Allat dan Uzza Dan Manah, berhala ketiga disamping mereka Sesungguhnya mereka adalah perempuan-perempuan mulia Yang syafaatnya harus dicari.Mereka disebut sebagai puteri-puteri Allah dan menjadi penengah kepada Allah. Kaum Qurais mempunyai beberapa berhala didalam dan disekitar kabah.  Yang terbesar adalah Hubal, dia terbuat dari agate merah dalam bentuk lelaki dengan tangan yang sudah lepas.  Tangannya lalu diganti dengan emas.  Dia berada didalam kabah.  Didepannya ada tujuh anak panah.  Satu bertuliskan murni (sarih), yang lain ‘tercampur hal asing’ (mulsag).  Ketika seorang bayi diragukan garis keturunannya mereka memberi kurban kepada Hubal lalu mereka akan memutar panah.  Jika panah menunjuk kata murni maka anak itu akan dianggap sah dan sukunya akan menerimanya.  Jika panah menunjukkan kata mulsag maka anak itu dianggap tidak sah dan dia akan ditolak oleh sukunya.  Panah ketiga tentang ramalan kematian dan keempat ramalan mengenai pernikahan.  Tidak diterangkan tentang kegunaan tiga panah yang lain.  Kapanpun mereka tidak sepakat mengenai sesuatu, akan mengadakan perjalanan atau akan menangani sesuatu mereka akan menuju Hubal dan memutar panah.  Apapun hasilnya mereka akan mengikutinya. Orang arab dengan sangat bergairah dan gemar untuk memuja berhala.  Beberapa orang membangun kuil untuk pribadi dimana mereka menghadapnya untuk bersembahyang, beberapa yang lain mengambil berhala untuk dipuja.  Orang yang tidak mampu membangun kuil atau membuat berhala mendirikan batu didepan Rumah Suci atau didepan kuil manapun yang dia sukai dan mengitarinya sama dengan yang dilakukan di Rumah Suci. Orang arab menyebut batuan ini sebagai baitil (ansab).  Jika bentuknya menyerupai mahluk hidup disebut asnam atau awthan.  Mengitarinya disebut dawar.  Jika seorang musafir berhenti di suatu tempat untuk beristirahat dia akan mencari 4 buah batu.  Yang terbaik akan dijadikan dewanya, yang tiga lagi untuk alas panci memasaknya.  Ketika pergi batu-batu itu ditinggal, dan hal yang sama dilakukan di perhentian berikut. Orang arab juga akan memberikan kurban dihadapan berhala, baitil dan batuan ini.  Walaupun mereka mengakui keunggulan dan kebesaran kabah yang selalu mereka kunjungi, apa yang mereka lakukan ketika bepergian merupakan perpanjangan dari apa yang mereka lakukan di kabah, karena pengabdian mereka. Kambing yang mereka kurbankan dihadapan berhala, baitil atau batu itu disebut atta’ir.  Tempat mereka menaruh kurban disebut altar (itr). Berhala paling kuno adalah Manah.  Orang-orang arab dulu menamakan anak-anak mereka Abdul Manah atau Zayd Manah.  Manah didirikan dipinggir laut antara Mekah dan Madinah di Qudayd.  Orang arab dulu memuja dan melakukan pengorbanan untuknya, terutama orang Aws dan Khazraj, juga penduduk Mekah dan Madinah. Orang Aus dan Khazraj  juga orang2 arab di Yathrib pergi berziarah tanpa mencukur rambut.  Pada akhir penziarahan ketika akan pulang mereka berkumpul dimana Manah berdiri, mencukur rambut dan berdiam disana sebentar.  Perziarahan tidak lengkap kalau tidak mengunjungi Manah.
Sumber: al Uzza al Lat al Manat Book Of Idols
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H