Didaerah Kawali, Ciamis utara, ada makam kuno yang dikenal dengan nama Astana Gede, yang artinya Makam Besar. Area ini sudah dikelola oleh Dinas Purbakala. Setelah membayar Rp 3000, kita bisa masuk ke area seluas 4 hektar yang rimbun dengan pepohonan dan ratusan kelelawar ini. Didalam kawasan ini sebetulnya secara berdampingan terdapat peninggalan-peninggalan dari masa yang berbeda-beda . (Hal serupa juga terlihat di situs Candi Cangkuang dimana candi dari masa klasik hindu-buddha berdampingan dengan makam Arif Muhammad dari masa islam). Masa pertama peninggalannya berupa batu-batu jaman prasejarah antara lain batu berdiri (menhir), batu pelinggih (altar) dan yoni yang oleh masyarakat disebut sebagai batu panyandaan, panyandangan dan pamuruyan.
Masa kedua yaitu masa klasik hindu-buddha peninggalannya berupa 6 buah prasasti berbahasa sunda dengan huruf sunda kuno kaganga dan diperkirakan berasal dari abad ke 14. Masa ketiga yaitu masa islam peninggalannya berupa makam islam Kiai Dalem Adipati Singacala dan Ki Cakrakusuma yang barangkali berasal dari abad ke 17.
Ini peninggalan dari [yang] astiti [dari] rasa yang ada, yang menghuni kota ini. Jangan berjudi bisa sengsara.
Sayang sekali situs Astana Gede ini kurang memadai dalam memberikan informasi bagi pengunjung. Kita hanya bisa melihat peninggalan-peninggalan menakjubkan ini dan menduga-duga sendiri mengenai sejarah dan keterangan-keterangan menarik lain. Tidak ada leaflet maupun pusat informasi, sehingga situs bersejarah yang tak ternilai ini seakan membisu tidak mampu bercerita banyak. Sumber disparbud jabar kaskus
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI