Rasa sesak yang tiada terkira, hampir saja serasa membuatku tak bernyawa, hari hari terisi dengan begitu hampa, yang ada hanyalah kekosongan, masih nampak begitu nyata saat kau hadir di malam itu, untuk berpamitan kepadaku, meski berat melepasmu, namun ku coba tegarkan diri demi masa depanmu, sulit bagiku mencegah kepergianmu, satu pintaku khabarilah aku setibanya kau di kuala lumpur......,
ku peluk dirimu dengan begitu erat nya ......,
terbayang hari hari esok tanpamu yang pasti mencekam ....,
serasa aku ingin berteriak dan memohon pada tuhan tuk rubah keadaan ...
Biarkan Ia tetap disini Tuhan , karena aku begitu menyayangi dan mencintainya ....,
namun semua seakan membisu, seakan tak mau tau tentang isi hatiku ...,
Langkahnya semakin menghilang dari pandangku ...,
Air mata ini pun tak henti membasahi pipiku ....,
hari hari berganti hari , dan bulan pun berganti bulan...,
namun khabar yang kau janjikan itu tak kunjung datang ....,
Seakan harapan bersamamu telah menghilang ....,
Kasih ......,
Aku merinduiMu .......,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H