Berbicara tentang Blitar, tentunya tidak pernah lepas dari Bung Karno. Di tempat inilah presiden RI yang pertama dilahirkan serta beristirahat untuk terakhir kalinya. Selain disebut Kota Patria, Blitar juga mendapat julukan sebagai Bumi Proklamator. Di Tanah Air, tidak ada kota yang mampu mengungguli Blitar ketika berbicara tentang Soekarno.
Makam Presiden pertama Republik Indonesia kini menjadi tujuan wisata utama bagi siapa saja yang mengunjungi Kota Blitar. Kompleks makam Bung Karno yang awalnya mempunyai  luas kurang lebih 2.970 m2, sekarang telah diperluas menjadi 4.852 m2. Tanah yang semula milik Yayasan Mardi Mulyo ini telah diserahkan kepada negara untuk dijadikan Taman Makam Pahlawan Karang Mulyo dan terletak di Jalan S. Soepriyadi, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
Memasuki Makam ini dimulai dari sebuah gapura Agung yang menghadap ke selatan. Di area makam Bung Karno ini terdapat sebuah joglo, rumah adat masyarakat Jawa, yang biasa disebut Cungkup Makam Bung Karno. Cungkup ini juga biasa disebut Cungkup Astono Mulyo.
Makam Bung Karno di apit oleh kedua orang tua beliau. Di sebelah kiri terdapat makam ayahanda R. Soekeni, sedangkan makam ibunda Ida Aju Njoman Rai di sebelah kanan. Di atas makam Bung Karno terdapat batu pualam yang bertuliskan Disini dimakamkan Bung KarnoProklamator Kemerdekaan Dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Selain Makam Bung Karno, di kompleks wisata ini juga terdapat Perpustakaan Bung Karno. Perpustakaan yang menyajikan beraneka ragam buku ini tidak pernah sepi pengunjung. Sampai saat ini, pemerintah masih terus meningkatkan fasilitas dan pelayanan di Perpustakaan Bung Karno.
Di kompleks Makan Bung Karno juga terdapat Museum Bung Karno. Pintu masuk museum ini berhadapan dengan pintu masuk Perpustakaan Bung Karno. Di teras perpustakaan dan museum, terdapat patung Bung Karno yang sedang duduk dan membaca buku.
Di museum terdapat beberapa barang milik Bung Karno, seperti keris, baju kebesaran, bendera merah putih yang sempat dikibarkan di Rengasdengklok, dan lukisan Bung Karno, dan lukisan beberapa pahlawan proklamator lainnya. Yang paling unik di museum ini adalah lukisan Bung Karno yang sedang membawa keris. Di bagian dada lukisan Bung Karno ini bisa berdetak layaknya manusia.
Keberadaan kompleks wisata Makam Bung Karno menyimpan magnet tersendiri bagi industri pariwisata di Kota Blitar. Runtutan peristiwa sejarah yang terjadi seolah-olah mendobrak pamor Kota Blitar.
Ramainya pengunjung yang datang menarik minat masyarakat untuk mengais rezeki di sekitar makam. Pedagang asongan,warung, restoran, dan hotel pun sudah berjumlah ratusan. Tak ketinggalan jasa kamar mandi umum sampai becak juga layaknya jamur yang tumbuh subur.
Pusat kerajinan kota Blitar juga berada di sekitar tempat wisata makam Bung Karno. Mereka menjual  barang-barang seni khas Blitar, seperti kendang. Tak hanya kendang, batik blitar pun juga mudah didapatkan di sekitar makam. Belakangan ini, pemasaran kendang dan batik Blitar sudah mencakup wilayah Asia. Inilah yang menjadi tambang ekspor dan menjadi pemacu bagi industri lainnya.
Bulan Juni di Kota Blitar disebut juga Bulan Bung Karno. Berbagai peristiwa yang identik dengan Bung Karno terjadi pada bulan ini, yakni hari lahir Pancasila (1 Juni), hari lahir Bung Karno (6 Juni), dan wafatnya Bung Karno (20 Juni). Rangkaian acara pun digelar guna merayakan Bulan Bung Karno.