Saat mendengar kata NASA, yang muncul di benak saya adalah organisasi keren yang bisa mengangkat kemanusiaan melampaui batas bumi.
Ditambah film - film fiksi ilmiah seperti Armagedon, Man in Black, dan Interstellar, rasanya semua orang jadi kagum dengan organisasi ini.
Apalagi kemarin saat ada satu orang muda keturunan Korea yang merupakan anggota Navi SEAL (Kopasusnya Amerika), yang juga seorang dokter berhasil masuk menjadi astoronot NASA untuk program Mars.Â
Lengkap sudah citranya, organisasi keren yang hanya menerima orang - orang keren.
Tapi semua itu goncang saat saya membaca satu artikel yang bercerita tentang tragedi Apolli 1.
Dalam artikel tersebut dikatakan Team sudah menemui berbagai macam masalah sebelum peluncuran. Mulai dari sistem komunikasi antar gedung (masih di dalam bumi, belum dari bumi sampai bulan ya), hingga pemasangan tabung oksigen yang bermasalah.
Dengan melihat hal seperti itu, seharusnya peluncuran diundurkan, logikanya kan begitu. Tapi ini tidak. Mereka tetap memaksakan agenda peluncuran.
Dan akibatnya, Appolo terbakar, dan 3 astoronotnya meninggal.
Sebuah penyia -nyiaan bakat yang luar biasa. Bagaimana 3 orang anggota masyarakat dengan kapasitas yang tinggi, 3 orang anggota keluarga yang sangat disayang dikeluarganya, pergi dan tidak kembali lagi.
Semuanya karena agenda yang harus jalan.
Saya mencoba mencerna hal ini tetapi sulit.Â