Pada suatu sore di sebuah desa kecil di depan sebuah pondok pesantren berkumpul beberapa anak kecil.Â
Sepertinya masih anak SD, dan wow ada satu anak yang ganteng. Kulitnya sawo matang, terlalu banyak bermain layangan, rambutnya lebat...tunggu dulu. Itu saya ding...ahahaha.Â
Puas bermain gobak sodor di depan ponpes saya bersama rozak, Mustofa dan beberapa teman lainnya memutuskan untuk mandi di sungai.Â
Sepertinya bakal menyenangkan, seperti hari-hari biasanya.Â
Cebar cebur, lomba tahan nafas paling lama, hingga berenang menghindari "nuklir kuning" yang muncul secara misterius mirip pesawat stealth amerika.Â
Woke, Let's go mari kita c'mon. Kami pun bergegas ke sungai.Â
Melepas baju, celana, byuuurr... Rozak langsung terjun dan menyelam...laamaaaa.Â
"Dasar kapal selam!" teriak saya.
Saya dan teman-teman yang lainpun menyusul mencebur ke sungai. Sedap.Â
Sore itu kami hanya di kunjungi "nuklir kuning" satu kali, aman bisa leluasa berenang tanpa kuatir ada serangan nuklir.Â