Demo pengemudi taksi tempo hari yang disertai aksi anarkis & vandalisme di sana sini dan kencangnya suara para petinggi perusahaan taksi yang menuntut ditutupnya usaha taksi online yang disuarakan di acara-acara talkshow di televisi menunjukkan betapa paniknya mereka yang tergabung dalam usaha taksi konvensional. Jika tuntutan tsb dipenuhi, tidakkah nantinya ada tuntutan dan aksi serupa dari pengemudi taksi online yang jumlahnya saat ini sekitar 20.000 di kawasan jabodetabek saja. Bukankah konstitusi kita menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas kehidupan dan penghidupan yang layak. Menurut penulis, alih – alih memaksakan kehendak kepada pihak lain (pemerintah) untuk menutup usaha taksi online, beberapa langkah sangat bisa dilakukan oleh perusahaan taksi konvensional itu sendiri untuk menyelamatkan usaha mereka. Langkah-langkah itu berkenaan dengan 6 (lima) hal yang penulis singkat menjadi 6P.
1. Pelanggan
Pengemudi taksi pada umumnya menyebut pemakai jasa taksi mereka ‘tamu’ atau ‘penumpang’. Sebutan ini tak baik bagi bisnis. Jika Anda memandang seseorang sebagai tamu atau penumpang, tentu saja Anda tak suka & tak ingin orang itu berlama-lama bertamu atau menumpang di tempat Anda kan? Sebaliknya, jika Anda menganggap orang sebagai pelanggan, Anda pasti berharap mereka akan kembali dan kembali lagi untuk menggunakan jasa Anda. Bukankah ini yang Anda harapkan terjadi pada bisnis Anda. Jadi, wahai pembuat keputusan di perusahaan taksi (PT), mulailah menggunakan kata ‘pelanggan’ untuk pemakai jasa Anda dan bertindaklah sesuai dengan makna di baliknya.
2. Pengemudi
Tingkat kepuasan pelanggan sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan yang mereka dapatkan. Dan, para pengemudi adalah garda terdepan pemberian pelayanan tsb. Semakin nyaman para pengemudi dengan pekerjaan mereka, semakin baik pula kualitas pelayanan mereka. Sayangnya, PT pada umumnya hanya memandang/men-status-kan pengemudi sebagai mitra & bukan karyawan apalagi pemilik (pemegang saham) perusahan. Disengaja atau tidak, status pengemudi yang hanya sebagai mitra membuat PT memposisikan para pengemudi tidak lebih dari alat produksi; bahasa kasarnya, budak. Demi kualitas pelayanan pelanggan yang lebih baik, berikanlah kenyamanan pekerjaan kepada pengemudi Anda dengan mengangkat mereka sebagai karyawan atau bahkan menjadikan mereka pemegang sebagian saham perusahaan. Hapus juga aturan-aturan yang menyiksa mereka (misalnya denda terlambat kembali ke pool yang membuat mereka terburu-buru & mengemudi serampangan). Kalau pengemudi Anda nyaman, pelanggan Anda pun nyaman. Kalau mereka nyaman, mereka akan puas, melakukan repeat order, dan merekomendasikannya kepada orang lain. Ujung-ujungnya, Anda juga kan yang mendapat manfaat terbesarnya kan?
3. Penetapan Harga
Berapapun harga atau tarif yang Anda tetapkan, yang Anda harus perhatikan adalah (1) tarif tsb sudah diketahui oleh pelanggan Anda, bahkan sebelum mereka menaiki kendaraan Anda, (2) harga tsb tidak boleh berubah akibat perubahan rute atau waktu tempuh. Dengan model tarif demikian, pelanggan Anda tak perlu khawatir atas kemungkinan pembesaran tarif akibat perubahan rute & waktu tempuh yang mungkin terjadi.
4. Pemilihan Armada
Secara sederhana, pemakai jasa taksi dapat dibagi menjadi 2(dua) kelompok; individu dan rombongan. Dengan fakta ini, tidak cukup bagi Anda menyediakan sedan seperti selama ini berlangsung. Anda juga harus menyediakan family van untuk mereka yang pergi kondangan, arisan, menonton sepakbola, menghadiri majlis taklim, dll yang biasanya berombongan. Jika Anda ingin mengambil segmen pasar psikologis (naik taksi serasa naik mobil pribadi), jangan ragu menyediakan armada yang tak menonjolkan ciri-ciri sebuah taksi (beda warna cat & tanpa logo taksi, misalnya).
5. Penyimpanan dan Pemeliharaan Kendaraan
Jika Anda telah menjadikan pengemudi sebagai karyawan atau bahkan ikut memiliki perusahaan, bukan zamannya lagi menjadikan pool sebagai tempat penyimpanan dan perawatan kendaraan. Pool dan bengkel lebih merupakan cost center kan? Jadikan pengemudi Anda sebagai penanggung jawab kedua hal tsb. Tanpa pool dan bengkel, overhead cost yang Anda keluarkan akan jauh berkurang kan?
6. Penggunaan Aplikasi
Penggunaan aplikasi semata-mata demi kumudahan pelanggan Anda, bukan untuk gaya-gayaan. Aplikasi tsb harus memiliki fitur (1) nama, alamat, & nomor telepon pelanggan (untuk mencegah & melacak pelanggan tipu-tipu), (2) jenis armada, sedan atau van (untuk mengakomodasi baik pelanggan individu maupun rombongan), (3) jarak pemesan dengan armada yang ada (untuk memastikan tidak ada order yang ditolak karena jarak), (4) lokasi penjemputan & penurunan, (5) tarif atau jasa transportasi yang harus pelanggan bayar, dan (6) tingkat kepuasan pelanggan setelah sampai tujuan (untuk memicu & menjaga kualitas pelayanan pengemudi).
Jika hal-hal terkait 6P tsb dilakukan, penulis percaya bahwa usaha taksi konvensional bisa diselamatkan. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H