"Mandi, mandi, aku mau mandi!"
"Tapi kau sudah mandi Man"
"Mandi, mandi, aku mau mandi!"
"Tapi kau sudah mandi Man"
"Mandi!"
Ah lagi-lagi dia, suaranya selalu nyaring melengking, memenuhi lorong-lorong putih berpilar abu. Kamarnya di pojok paling belakang. Mungkin sudah seminggu lamanya disini, yang jelas dia tidak jelas, membuat banyak orang jadi pekak, tutup telinga, lari lalu merangkak dan mendesis seperti biawak, terlebih saat ia mulai berteriak,
"Mandi, mandi, aku mau mandi!"
"Mandi, mandi, aku mau mandi!"
"Mandi, mandi, aku mau mandi!"
Man, kamu itu bersih! Kulitmu terang meski coklat, gigimu putih bersih, matamu bersinar cemerlang! Seruku saat itu, saat suaranya terdengar keras, bervolume tinggi, yang mampu retakkan sebuah gelas. Namun apa daya, suaraku hanya keluar dari hati, maklum aku bisu sejak bayi! Jadi percuma saja terangku padanya, tak berarti.