Seketika Warsinih mengamuk, agar jangan menghidupkan lentera itu. Semua kebingungan dengan sikap Warsinih, mereka menenangkannya.
"Kenapa nek? Kan gelap rumahnya." Ucap mereka.
"Tidak usah, cuma Rudi yang harus menghidupkannya." Jawab Warsinih.
Mereka saling melihat, ada kebingungan di wajah orang-orang tersebut. Akhirnya mereka pamit, cuma ada satu orang yang mamsih menemaninya.
"Ndok, kenapa gak ikut pulang?" tanya Warsinih.
Gadis itu diam tak menjawabnya, dia mendekati Warsinih mengajak ke kamarnya. Nenek Warsinih mengikuti apa yang di katakan olehnya. Sedangkan dia sesekali menyeka air matanya dengan ujung bajunya. Warsinih tak melihat kalau gadis itu menangis, tak lama Warsinih tertidur kembali. Gadis itu sedikit lega, saat melihat Warsinih tidur, Â dia pun menghidupkan sebuah penerang dari sebuah lilin.Â
Baru lah tampak seluruh ruangan yang sedikit kumuh, gadis itu pun membersihkan rumah Warsinih. Tiba-tiba dia mematung di depan sebuah foto seorang pria yang berdiri gagah memakai pakaian seragam TNI. tak terasa air matanya menetes kembali.
'Mas, cepat sekali kamu meninggalkan kami' dalam hatinya.Â
Setelah selesai dia duduk di ruangan tamu, sambil menunggu Warsinih bangun. Tak lama dia terlelap dalam tidurnya dia bertemu dengan seseorang yang dia cintai selama ini.Â
"Mas, kamu ke mana aja? Aku menunggu di sini bersama nenek." Ucapnya.
Sedangkan pria tersebut hanya diam dan tersenyum, lalu mencium kening gadis itu. Tak lama dia menghilang meninggalkan gadis itu.