Pembelajaran merupakan salah satu bentuk proses interaksi antara guru dan siswa, proses pembelajaran merupakan interaksi langsung yang terjadi antara guru dan para siswa. Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Pencapaian hasil belajar Bahasa Inggris yang masih rendah pada setiap tingkatan dan jenjang pendidikan, dapat dijadikan sebagai salah satu indikasi masih rendahnya minat belajar siswa sekolah menengah pertama dalam pelajaran bahasa inggris. Mengingat bahwa bahasa inggris adalah bahasa asing yang baru di pelajari di jenjang SMP maka tidak sedikit siswa yang kebingungan. Apalagi jika sebelumnya disekolah dasar mereka belum pernah belajar bahasa inggris sama sekali.
Pelaksanaan pembelajaran yang efektif memerlukan adanya pembelajaran dan interaksi dua arah antara guru dan siswa. Di mana dalam perkembangan proses pembelajaran dalam Pendidikan berkembang kearah model pembelajaran yang menempatkn siswa atau berpusat pada siswa (Pratiwi et al., 2017). Sesuai dengan pendapat tersebut maka diperlukan melakukan Langkah-langkah, upaya untuk meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa, dengan menerapkan dan menggunakan model pembelajaran yang dapat menarik minat dan interaksi dari siswa. Dengan dilaksanakannya penerapan kurikulum 2013, pada setiap satuan Pendidikan ini berdampak pada penerapan model pembelajaran yang mendukung, maka terdapat berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan para guru untuk menunjang pelaksanaan proses pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.
Kualitas pembelajaran yang baik akan sangat ditentukan oleh pemilihan dan penerapan metode pembelajaran yang tepat dan efektif dengan materi ajar, mata pelajaran seperti dalam hal materi membaca dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada siswa. Salah satu metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah model pembelajaran problem based learning(PBL), metode problem based learning memberikan kesempatan siswa aktif dalam proses pembelajaran atau berpusat pada siswa. Model problem based learning dapat membantu guru, untuk mengelola proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (Utami & Astawan, 2020).
Model problem based learning merupakan model pembelajaran yang menjadikan permasalahan yang nyata sebagai konten atau isi materi untuk bahan ajar bagi siswa untuk belajar dan berfikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah- masalah untuk mendapatkan pengetahuan (Utami & Astawan, 2020). Di mana model problem based learning mempunyai ciri yaitu menuntut siswa untuk aktif dalam merumuskan masalah dan mencari solusi pemecahan, sehingga siswa memiliki pengalaman belajar (Febriana et al., 2020). Guru dalam proses pembelajaran memberikan kesempatan, mendorong siswa untuk lebih aktif untuk memecahkan masalahnya. Model problem based learning seperti menantang siswa untuk belajar, bekerja secara berkelompok (Harapit, 2018), sehingga dalam model problem based learning siswa di dalam kelompok-kelompoknya akan mencari tahu,
mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui pembelajaran langsung (Utami & Astawan, 2020). Model problem based learning memiliki 5 fase atau tahapan yaitu: (1) mengorientasi siswa pada masalah dan tujuan pembelajaran, (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individu dan kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Atminingsih et al., 2019). Model Problem based learning menekankan pada dua poin utama dalam proses pembelajaran dan mondorong siswa untuk aktif meningkatkan hasil belajar. Karakteristik model Problem based learning mempunyai ciri utama (1) permasalahan menjadi starting point, (2) permasalahan yang nyata, (3) permasalahan membutuhkan perspektif ganda (Utami & Astawan, 2020).
Beberapa pengertian dan pendapat tentan problem based learning membawa satu kesimpulan model pembelajaran problem based learning menekankan pada siswa, suatu masalah sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan dengan keterampilan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (Harapit, 2018). Atau metode problem based learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada masalah yang disajikan guru kepada siswa, dan siswa menyelesaikan masalah dengan pengetahuan dan keterampilan mereka (Hamzah & Hadiana, 2018).
Pelaksanaan kurikulum 2013 merupakan salah satu usaha untuk menyiapakan siswa untuk memasuki era globalisasi. Karena pendekatan proses pembelajarannya efektif dengan pendekatan scientific yang meliputi: problem based learning, discovery, dan project based learning. Dimana ketiga model ini menggutamakan penekanan pembelajaran pada pengalaman personal melalui observasi, asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pelajaran atau mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Proses pembelajaran dalam Bahasa Inggris memiliki empat dasar kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa yang meliputi: (1) listening skill, (2) speaking skill, (3) writing skill, (4) reading skill. Untuk meningkatkan kemampuan para siswa maka para guru dituntut untuk dapat menerapakan metode pembelajaran yang tepat dan efektfi. Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan suatu bahan kajian atau objek bahasan dan penalaran yang dinamis.
Kelebihan yang terdapat dalam model problem based learning dapat mengoptimalkan faktor-faktor dan mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa dalam belajar bahasa inggris khususnya di SMP.. Model problem based learning pembelajaran yang berbasis masalah yang nyata, lebih memberi motivasi peserta didik untuk belajar lebih giat dan tekun untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang diberikan oleh guru. Atau siswa berhadapan dengan masalah yang nyata dalam kondisi sehari-hari ini sejalan dengan pendapat. Sejalan dengan pendapat (Harapit, 2018). Metode pembelajaran dengan tipe problem based learning merupakan pembelajaran yang menantang para siswa untuk belajar, bekerja berkelompok untuk mendapatkan dan mencari solusi dari permasalaha. Sehingga rasa percaya diri peserta didik dalam belajar perlu dibangun oleh guru dan setiap pencapaian oleh siswa perlu diapreasi oleh para guru. Dengan demikian siswa akan sangat bersemangat dan termotivasi untuk belajar dalam hal ini belajar bahasa inggris.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H