Mohon tunggu...
Anjani Eki
Anjani Eki Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Fiksi

Penikmat Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perebutan Rubellus Sang Pembunuh

23 Februari 2016   09:49 Diperbarui: 23 Februari 2016   10:05 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Revolusi Industri telah merubah kehidupan. Perlahan menjadi petaka bagi alam dan manusia. Termasuk kami, bangsa Aryah. Logam  buangan menyebabkan kanker.  Korban berjatuhan. Obat menjadi barang mahal yang direbutkan. Senyawa pembunuh kanker melimpah di bumi kami. Terperangkap dalam tubuh Lumbricus rubellus. Cacing tanah.

Bangsa Dasyun sudah lebih dulu mempelajari anatomi rubellus. Bangsa yang lebih maju .Tapi kami memiliki tanah lebih subur. Matahari bersinar sepanjang tahun. Melimpahnya berbagai macam tumbuhan dan hewan. Perdana menteri memberikan beasiswa untuk belajar ke seluruh negeri. Setidaknya 5000 doktor dicetak setiap tahun. Kini kami sejajar dengan bangsa lain.

***

Negeri bangsa Dasyun penuh dengan tumpukan plastik dan elektronik. Semuanya tak bisa diuraikan. Timbunan sampah dimana-mana. Guyuran air hujan membuat kian parah. Senyawa di dalamnya ikut larut. Terbawa air dan masuk ke dalam tanah. Air tanah yang tercemar masuk ke aliran rumah penduduk. Terminum. Mengendap tahun demi tahun di dalam tubuh. Memicu tumbuhnya  sel yang tak terkendali. Kanker. 

Negeri kami diserang bangsa Dasyun. Mereka mengincar markas riset . Jutaan jurnal, hasil penelitian dan 8000 jenis cacing. Ratusan kapal mendekat. Negeriku kian genting. Semua anak-anak dan wanita lebih dahulu dievakuasi. Bersembunyi dalam bunker rahasia. 

***

Markas Riset

"Prof, apa yang harus kita lakukan? Bangsa Dasyun ingin merebut semuanya dari kita "

"Iya, Kapten Anusatyam telah memberitahu aku.  Mereka kian dekat. Apa jumlah pasukan kita cukup? "

"Lebih dari cukup Prof, tapi..."

"Jika terjadi apa-apa denganku, kamu yang harus ambil alih markas ini"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun