Segala sesuatu di muka bumi ini ada waktunya.
Ada waktu untuk senang -- ada waktu untuk sedih, ada waktu untuk tertawa -- ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk terjatuh -- ada waktu untuk bangkit, ada waktu untuk datang -- ada waktu untuk pergi, ada waktu untuk lahir -- ada waktu untuk berpulang ke pangkuan Tuhan.
Segala sesuatu ada masanya tetapi siapa yang dapat memahami pikiran Tuhan saat mengatur segalanya? Berapa banyak keterkejutan yang kita alami dengan berita ini dan itu yang tak disangka-sangka? Kita pikir sahabat kita/ saudara kita/ keluarga kita/ rekan kerja kita atau public figur yang beritanya berseliweran di dunia maya baik-baik saja tapi tiba-tiba sudah tiada. Kita pasti menyayangkan, apalagi jika dalam usia yang masih muda bahkan ada yang masih di dalam kandungan sudah berpulang.
seandainya, seandainya...hanya berandai-andai, itu yang kita lakukan. Ya. Kita benar-benar tidak dapat menjangkau jalan pikiran TUHAN yang sungguh-sungguh tak terselami itu.
Pertanyaannya; apakah kita sudah siap jika dipanggil pulang?
Mengapa kita diberikan kesempatan untuk hidup?
Untuk apa kita hidup?
Apa yang harus kita lakukan untuk mengisi hari-hari hidup kita yang sudah diberikan Tuhan?
Ketika sel sperma dan sel telur bersatu artinya TUHAN telah mempersiapkan kehidupan itu terjadi, merancang dan menenunnya dalam rahim Ibu. Ia telah memiliki rencana untuk sebuah kehidupan, seluruhnya bahkan hingga kapan akan berpulang.
Tujuannya adalah Tuhan mau kita menikmati berkat kehidupan yang telah dipersiapkan-Nya untuk kita manusia. Sebetulnya hidup itu indah dan sederhana, manusia sendiri yang membuatnya terlihat ribet dan ribut, sampai lupa merajut karya indah untuk mengisi hari-hari hidup kita tanpa memikirkan bagaimana pada 'akhirnya' nanti; apakah ketika aku berpulang nanti orang berkata syukur syukur ataukah meneteskan air mata karena sungguh keberartian hidup kita yang telah dirasakan.
Memang benar adanya "berpulang" adalah rahasia Tuhan yang paling hakiki. Kita tidak tahu; kapan, dimana, sedang bersama siapa dan dengan cara seperti apa kita akan dipanggil pulang. Yang terpenting adalah bagaimana membuat hidup kita berdampak bagi sesama.