Ada yang kelimpahan uang sampai tidak tahu bagaimana cara menghabiskannya, ujung-ujungnya terlihat di area judi/ free sex/ obat-obatan terlarang, kemudian jeruji besilah pada akhirnya menjadi tempat tinggal mereka.
Sia-sia....
Seperti ada penyesalan di hati.
Mengapa tidak disalurkan pada tangan-tangan yang membutuhkan?
Mengapa perbedaan ini terlalu jauh
Mengapa tidak banyak orang "berlimpah" yang punya hati memberi
Bahkan pernah kudengar seorang dengan tabungan ratusan juta rupiah, setiap harinya selalu ngeluh "kurang, kurang dan kurang" seolah ingin katakan "bantulah saya" padahal sang pendengar, jangankan tabungan rumah saja masih kreditan.
Mengapa?
Juga jangan tanyakan ini pada rumput yang bergoyang.....
17 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H