Mohon tunggu...
Ana Adzkia
Ana Adzkia Mohon Tunggu... Guru - Ibu/Pengusaha/Guru/Co-creator

ibu yang berprofesi sebagai guru juga atasan dari pegawai, bawahan dari suami, co-creator dari Creator paling canggih di seantero dunia. Hobi berinteraksi dengan manusia untuk mengambil hikmah dari setiap perjumpaan, mengembangkan diri untuk memperbaiki diri, mensholihkan diri untuk kesholihan anak dan suami

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cara Sederhana Mengolah Sampah

27 Desember 2023   17:52 Diperbarui: 27 Desember 2023   18:42 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil input dari 202 kab/kota se Indonesia menyebut 7,2 juta ton sampah belum terkelola dengan baik. Tentu saja ini angka yang fantastis dan membuat tercengang sekaligus prihatin dengan keadaan lingkungan saat ini.

Indonesia tempat dimana kita tinggal yang terkenal dengan keelokan alamnya harus menanggung beban seberat ini. Beban gundukan-gundukan membuncit bak ibu hamil yang semakin membesar dari bulan ke bulan. Beban yang suatu saat bahkan mungkin sudah terjadi, melahirkan "anak haram" berupa polusi.

"Anak haram" inilah yang mestinya kita waspadai dampaknya terhadap air, tanah, dan udara. Keberlangsungan hidup manusia tak bisa lepas dari 3 (tiga) unsur ini. Sehingga Upaya-upaya untuk menjaga 3(tiga) unsur ini dari gangguan-gangguan & kerusakan-kerusakan harus terus diusahakan setiap saat hingga akhir hayat manusia di bumi.

Usaha-usaha pengolahan sampah sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintah. Namun ternyata masih saja menyisakan PR setiap saat. Maka sebaiknya setiap individu mulai melakukan usaha pengolahan sampah ini dari lingkungan terkecilnya, misal keluarga. Hal sederhana berikut bisa menjadi ide untuk membantu pengolahan sampah:

  • Memilah sampah organik (bisa diurai) dan sampah non-organik (sulit diurai)
  • Mengurangi pemakaian bahan non-organik yang berpotensi menjadi sampah, seperti kantong plastik.
  • Mengedukasi anak-anak dan keluarga tentang pengelolaan sampah.
  • Memberikan sampah kantong plastik bekas ke pedagang sayur agar dipakai ulang.
  • Mengganti popok sekali pakai dengan popok cuci ulang.
  • Mengganti pembalut sekali pakai dengan pembalut cuci ulang.
  • Kantongi atau masukkan sampah ke dalam tas saat belum menemukan tempat sampah.

Usaha-usaha sederhana diatas tidak banyak menyita waktu, tenaga, dan bahkan menghemat pengeluaran. Bayangkan ketika ini dilakukan setiap individu. Gundukan-gundukan yang dikandung alam ini akan menipis, udara segar setiap saat kita nikmati, keelokan Indonesia terlihat di setiap pelosok negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun